16. SIALAN

1.7K 76 8
                                    

Jangan lupa vote! Bantu cari typo!

Happy Reading...

Dua hari berlalu. Kondisi Ayra telah berangsur membaik. Hari ini dokter telah mengizinkannya untuk pulang. Dan tadi pagi-pagi sekali Ayra telah sampai di rumahnya. Saat ini waktu telah menunjukkan pukul 06.00.

"Pa, ma, Ayra sekolah ya. Ayra kangen sama temen-temen Ayra. Ayra juga udah sehat kok."

"Tapi, Sayang. Kamu hari ini aja baru dibolehin pulang. Badan kamu juga masih lemes gitu. Kamu mending istirahat dulu di rumah. Besok nggak papa kalau kamu ke sekolah. Tapi sekarang istirahat dulu ya." Dara masih khawatir dengan kondisi putrinya. Wanita itu menatap putrinya yang masih lemas. Bahkan bibirnya juga masih terlihat pucat. Ia sadar betul jika Ayra belum sembuh sepenuhnya.

"Ma,,,"

"Good morning Ayra!" Ayra tak menghiraukan sapaan itu. Ia malas mendengarnya di pagi hari. Tahu kan itu dari siapa?

"Enggak, Ma. Ayra mau sekolah." Ayra masih berusaha membujuk mamanya untuk mengizinkan dirinya masuk sekolah.

Dara tampak berpikir. Wanita itu sebenarnya mengkhawatirkan kondisi putrinya yang belum sepenuhnya sembuh. Tapi melihat Ayra yang sangat ingin untuk masuk ke sekolah, Dara tidak tega. Wanita itu paham bagaimana putrinya. Dara akhirnya menghela napas. Ia mengedarkan pandangannya dan mendapati Aiden berdiri di sebelahnya.

"Izinin aja kali, Ma. Itu ada pangerannya nungguin," ucap Arez tiba-tiba.

"Okey, kamu mama izinin ke sekolah. Tapi harus sama Aiden. Berangkat bareng Aiden, istirahat bareng Aiden, dan pulang juga harus sama Aiden." Ucapan Dara membuat Ayra membelalak. Gadis itu membayangkan bagaimana kesehariannya di sekolah hari ini. Pasti akan sangat merepotkan karena harus berdebat dengan bule songong bernama Aiden itu.

"Gimana? Aiden nggak keberatan kan kalau Tante nitip buat awasin Ayra selama ada di sekolah?" tanya Dara.

"Pasti tidak dong, Tante. Intinya Tante Dara tenang aja, nanti siang Ayra pasti pulang dengan selamat tanpa goresan apapun."

"Ma, Ayra bukan anak kecil lagi yang perlu diawasin. Lagian kenapa harus cowok ini sih, Ma? Kan ada orang lain, Irene atau Vania. Mereka pasti lebih sering sama Ayra di sekolah." Ayra menolak usulan mamanya. Tentu saja. Siapa juga yang ingin seharian bersama dengan Aiden. Bisa-bisa Ayra terkena darah tinggi.

Aiden tak mau ikut campur dalam hal ini. Biarkan saja Ayra membujuk mamanya. Lagipula pada akhirnya Dara akan tetap menyerahkan semua 'tugas' itu pada Aiden. Terserah saja Ayra mau memberikan alasan apapun itu.

"Nggak. Mereka kan cewek, nanti kalau ada yang gangguin kamu gimana? Kan kalau sama Aiden paling nggak ada yang bisa ngelawan."

Ada juga Ayra yang berantem sama Aiden.

Ayra menatap tajam cowok yang kini sibuk dengan akting nya di depan Dara. Ya, Ayra tahu persis jika Aiden diam agar lebih dibela oleh Dara. Tentunya untuk membuat kesan jika cowok itu baik kepada Ayra. Padahal aslinya jauh dari kata baik!

"Ma, please. Izinin aku berangkat sendiri aja. Kan Ayra bisa pesen taksi online kalau mama masih khawatir aku kenapa-napa."

"Ya udah. Kalau gitu hari ini Aiden naik taksi bareng Ayra," ucap Dara yang membuat Ayra hampir frustasi. Bagaimana bisa ibu kandungnya malah membela orang lain! "Udah, pokoknya kalau kamu mau sekolah ya sama Aiden syaratnya. Kalau nggak, kamu nggak boleh masuk sekolah dulu hari ini."

"Pa,,,,," Gadis itu beralih pada papanya.

"Sudah lah Ra, turuti aja mama kamu. Daripada ngambek, nanti papa yang kena getahnya," bisik Arez pada putrinya itu.

"Tapi-"

"Ekhem,,, Ayra, hari ini kamu denger kelas kamu ada ulangan Bahasa Inggris kan? Nanti kalau kita telat susah loh urusannya. Emang kamu mau ikut susulan?" tanya Aiden. Ayra saja bahkan tidak ingat jika kelasnya ada ulangan.

"Ya udah deh, Ayra bareng sama Aiden." Akhirnya gadis itu menyerah.

"Ini baru anak mama yang penurut," ucap Dara sambil tersenyum. Dalam hati Ayra ingin secepatnya meninggalkan rumah menuju sekolah dan memaki-maki cowok sialan itu.

❄❄❄

Lagi-lagi Aiden berulah. Hampir saja Ayra telat sampai di sekolah karena ulah konyol cowok super menyebalkan. Untungnya gadis itu berhasil 'kabur' demi sampai di sekolah. Jika tidak gadis itu pasti datang terlambat bersama Aiden. Ini saja Aiden belum sampai di sekolah.

Tadi baru saja setengah jalan, Aiden tiba-tiba menghentikan mobilnya. Ia bilang jika kelasnya ada kuis Bahasa Inggris pagi ini. Sama seperti beberapa waktu yang lalu, cowok itu menghentikan mobilnya di tengah jalan. Tiba-tiba saja ia memutar arah. Ayra sadar jalan yang dilalui Aiden memang menuju sekolah tapi lumayan jauh. Untungnya Ayra berinisiatif untuk menelfon Angga. Jadilah ia sampai di sekolah tepat waktu tanpa harus mengikuti permainan bodoh Aiden.

Gadis itu langsung menuju kelasnya. Saat bel berbunyi, kegiatan belajar-mengajar dimulai. Matematika, suatu pelajaran yang mengharuskan Ayra bergelut dengan angka demi mencari x dan y. Setelah beberapa saat, bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Tak lama setelah bel berbunyi terdengar suara pengumuman di seluruh sudut sekolah.

"Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas 10, 11, 12 SMA Harapan Bangsa, sekarang juga dimohon untuk menuju halaman sekolah karena ada pengumuman penting. Terima kasih." Suara itu menggema di seluruh sudut sekolah. Para siswa lalu keluar dari kelasnya dan menuju lapangan. Mereka berbaris rapi sesuai dengan urutan kelas masing-masing.

Di depan sana Kevin yang merupakan ketua osis berdiri untuk mengatur barisan. Guru-guru berada di belakang sambil menunggu para siswa datang semuanya. Para siswa yang sudah sampai di halaman berbisik-bisik satu sama lain. Mereka tak mengerti alasan guru mengumpulkan mereka. Setelah semuanya terkumpul Kevin kembali ke tempat dan Pak Hendra maju ke depan. "Selamat pagi semuanya," ucap Pak Hendra.

"Pagi, Pak," jawab semua murid serempak.

"Saya di sini ingin menyampaikan satu hal penting. Sudah menjadi kebiasaan dari tahun ke tahun jika kita selalu melaksanakan perayaan ulang tahun sekolah kita. Untuk itu saya mengumpulkan kalian di sini untuk memberitahu acara tersebut. Akan diadakan beberapa rangkaian acara yang akan dilaksanakan nantinya." Pak Hendra lalu membacakan agenda kegiatan tersebut. Di hari pertama ada lomba-lomba yang wajib diikuti setiap kelas. Hari kedua acara pensi sekolah. Dan puncaknya pada hari ketiga yaitu perayaan yang akan dihadiri oleh anggota keluarga dari pendiri sekaligus pemilik sekolah.

Ayra sendiri sangat antusias. Gadis itu pertama kalinya mengikuti kegiatan seperti itu di SMA Harapan Bangsa. Pasalnya di ulang tahun yang sebelumnya, gadis itu belum menjadi siswa di sekolah ini.

"Cieee, hari ketiga anggota keluarga dari pemilik sekolah dateng tuh. Bisa ketemu sama Kak Angga deh," goda Vania pada Ayra. "Lo tenang aja, kalaupun Angga nggak ikut sama keluarganya dia pasti dateng juga kok. Dia kan alumni dan bisanya alumni itu pada dateng ke acaranya. Apalagi princess-nya ada di sini," lanjut Vania.

"Apaan sih, Van. Lo kali yang ngeharapin Evan dateng. Tenang, ntar gue ajak kok," ucap Ayra.

"Baik semuanya. Saya rasa hanya itu saja. Kegiatan akan dimulai besok lusa. Jadi persiapkan diri kalian semua. Sekian terimakasih." Selesai pengumuman para siswa kembali ke kelasnya untuk melanjutkan pelajaran.

[MyIcePrince2]

Jangan lupa vote and comment. Kasih kritik dan saran kalian untuk cerita ini.

LANJUT???

My Ice Prince 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang