VOTE AND COMMENT!
.
.
.
[HAPPY READING]"Gimana?" tanya seorang cowok yang tengah berdiri di balkon kamar. Sesekali ia meminum secangkir greentea latte yang ia pegang.
Angga tengah menelpon seseorang. Saat ini waktu menunjukkan pukul 16.45. Ia telah selesai kuliah hari ini. Tadi ia juga sempat menjemput Ayra. Saat ini tengah bersantai di rumahnya. Menikmati sore hari dari balkon kamarnya.
"Gue udah atur semuanya. Malam ini jam tujuh lo harus dateng," ucap Kris di sebarang sana.
"Oke. Tapi lo nggak pa-pa kan nemenin gue sama bokap gue?"
"Nggak pa-pa lah. Sekalian gue mau pastiin kalo semuanya udah beres."
"Thanks. Gue tutup ya," ucap Angga. Setelahnya Angga menutup sambungan teleponnya dengan Kris.
Angga kembali masuk ke dalam kamarnya. Jam dinding di kamarnya masih menunjukkan pukul 16. 50. Cowok itu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Tak lama ia keluar dari kamar mandi. Angga kini dengan celana jeans dan kaos putih polos. Di tatanya rambutnya yang sedikit berantakan. Setelahnya ia mengambil jam tangan miliknya. Sejenak cowok itu bercermin mengamati dirinya. Ia menarik senyumnya.
Rencananya ia akan menemui Ayra sore ini. Ia sengaja tidak memberi tahu Ayra. Semoga saja gadis itu tengah berada di rumah. Setelahnya Angga mengambil hoodie putih. Ia melangkah dan mengambil kunci motor.
Angga keluar dari kamarnya sembari mengenakan hoodie. Ia melangkah menuruni satu persatu anak tangga. Ia berjalan keluar dari rumahnya menuju motor yang terparkir di halaman depan. Setelahnya, Angga melajukan motornya menuju rumah Ayra.
Sesampainya di rumah Ayra, Angga menghentikan motornya. Cowok itu membuka helmnya dan turun dari motor. Ia melangkah menuju pintu rumah Ayra. Cowok itu menekan bel rumah.
Tak lama, keluar seseorang membukakan pintu. Rupanya adalah Dara-mama Ayra. Angga langsung menjabat tangan Dara dan mencium punggung tangan wanita itu.
"Ayranya ada, Tante?" tanya Angga. Dara tersenyum sekilas. Dara mungkin mulai menyukai sikap Angga yang sopan.
"Ada. Masuk dulu yuk! Tante panggil kan Ayra," ucap Dara.
Mereka berdua melangkah masuk. Dara melangkah terlebih dahulu melangkah diikuti Angga. Angga berhenti di ruang tamu sementara Dara melanjutkan langkahnya memanggil Ayra.
Tak lama Ayra datang menghampiri Angga. "Loh, Angga? Kamu ke sini kok nggak bilang-bilang? Mau ngapain?" tanya Ayra.
"Iya. Nih, aku bawain martabak," ucap Angga sembari memberikan martabak yang sempat ia beli saat di jalan.
"Wah, makasih. Oh iya, kamu tadi belum jawab. Ada perlu apa?" tanya Ayra.
"Nggak ada apa-apa sih. Aku cuma, kangen aja sama kamu," ucap Angga.
Ayra tertawa sejenak. Gadis itu mencubit pipi Angga. Sekali-kali, lagipun Angga tidak marah. "Kamu tuh ya. Padahal baru aja tadi ketemu. Aku kira ada hal penting apa tiba-tiba kamu ke sini."
"Ra, kamu sayang nggak sama aku?"
Ayra mengernyitkan dahinya. "Perlu ditanya gitu?"
"Buat mastiin, Ay."
"Kalau aku nggak cinta sama kamu udah dari dulu aku cari cowok lain. Emangnya kamu pikir aku mau gitu bertahan dengan sikap dingin kayak es kamu itu kalau aku nggak cinta sama kamu?" Angga tertawa sejenak. Tangan cowok itu mengacak-acak rambut Ayra gemas.
![](https://img.wattpad.com/cover/195484300-288-k628542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince 2
Teen FictionSebuah hubungan pasti tak akan selalu berjalan manis. Kadang ada sebuah rintangan yang membuat hubungan itu menjadi lebih erat. Namun tak jarang hubungan itu harus kandas karena rintangan yang tak sanggup untuk dihadapi. *** Entah hanya perasaan Ayr...