27. BANGKIT

1.3K 89 18
                                        

SEPERTI BIASA, SEBELUM MEMBACA

VOTE DULU, TEKAN BINTANG DI POJOK BAWAH! COMMENT JUGA YA, JANGAN JADI SIDER!

INTINYA TINGGALKAN JEJAK GUYS!

UDAH ITU AJA
.
.
.

HAPPY READING

Selesai sarapan, Ayra melangkah keluar dari rumahnya. Angga sudah berada di depan rumahnya dengan motor kesayangannya. Lagi-lagi Angga membawa motornya.

"Udah siap?" tanya Angga.

"Kan kamu yang maksa," jawab Ayra kurang bersemangat. Sebenarnya gadis itu belum berniat untuk pergi ke sekolah. Tapi karena Angga dan mamanya terus saja membujuknya, gadis itu mau berangkat ke sekolah hari ini.

"Jangan cemberut gitu, senyum dong!" ucap Angga. Ayra tersenyum sebentar, hanya sepersekian detik dan langsung kembali ke ekspresinya semula.

"Nggak ikhlas banget sih," gerutu Angga.

"Hm, udah ayo! Ntar telat kalo aku dihukum gimana?"

"Yang penting nggak bareng Aiden dihukumnya," ucap Angga ketus.

Angga kembali berjalan menuju motornya. Cowok itu menaiki motornya dan segera memakai helmnya kembali. Ayra diam-diam tertawa. Angga kalau lagi cemburu lucu juga ternyata.

"Aku berangkat sendiri aja deh. Nggak mau  barengkat bareng orang yang lagi ngambek," ucap Ayra sembari menyilangkan tangannya di depan dada.

"Siapa yang ngambek?"

"Tau, makhluk dari saturnus kayaknya."

"Sembarangan. Udah ayo! Kan kamu sendiri yang bilang nanti telat."

Ayra mendekat ke arah motor Angga. Tangan Angga bergerak memasangkan helm untuk Ayra. Cowok itu lalu teringat sesuatu. Ia melepas jaket yang ia kenakan dan memberikannya pada Ayra.

Setelahnya, Angga melajukan motornya ke sekolah Ayra. Tak lama merela sampai di depan gerbang SMA Harapan Bangsa. Ayra turun dari motor dan melepas helmnya. Gadis itu menatap gedung SMA Harapan Bangsa yang berdiri dengan megahnya. Hampir separuh masa terakhir SMA nya berisi kesedihan. Sungguh miris memang. Ayra menarik napasnya dalam.

"Kamu bisa kok. Semangat!" ucap Angga sembari memegang pundak Ayra.

"Makasih, ya."

"Ya udah, nanti pulang jam berapa?" tanya Angga.

"Kayak biasa."

"Oke, aku langsung jemput kamu. Aku duluan ya, ada mata kuliah pagi soalnya."

"Ya udah, kamu hati-hati ya."

"Iya. Kamu juga. Jangan lupa senyum, biar tambah manis." Ucapan Angga membuat pipi Ayra menjadi merah padam.

"Udah sana, ih! Nanti kamu yang telat!" ucap Ayra. Gadis itu salah tingkah. Sementara Angga, cowok itu tersenyum melihat Ayra. Gadis itu menggemaskan menurutnya. Apalagi melihatnya salah tingkah seperti ini.

"Ya udah, bye." Angga menyalakan motornya dan melajukan motornya meninggalkan SMA Harapan Bangsa.

Setelah motor Angga tidak lagi terlihat, Ayra melangkah memasuki area sekolah. Ia melangkah lurus menuju kelasnya. Beberapa siswa menatap iba ke arah Ayra. Tapi gadis itu tidak memperdulikannya. Ia bertekad untuk bangkit dari keterpurukannya.

"Ayraaaa!" teriak seseorang di ujung koridor yang membuat Ayra menoleh.

Dua orang gadis berlari ke arah Ayra. Mereka adalah Irene dan Vania. Baik Irene maupun Vania, mereka kompak memeluk Ayra. Mereka senang sahabat mereka kembali ke sekolah lagi.

My Ice Prince 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang