26. JAWABAN

1.4K 78 25
                                    

Udah siap? Vote dulu yuk!

Comment yang banyak readers!

.
.
.
HAPPY READING

Seusai makan, Ayra berada di ruang tengah ditemani Chandra. Angga sedang berbicara dengan Dara di teras belakang rumah. Sebenarnya Ayra penasaran dengan apa yang dibicarakan Angga dengan mamanya. Namun, gadis itu tidak mau mencari tahu lebih lagi. Lagipula, ia percaya mamanya.

"Ra, yakin lo belum mau masuk sekolah? Bentar lagi lo lulus. Masuk PTN itu sekarang susah, Ra," ucap Chandra.

"Gue masih males, Ndra. Gue rasanya masih pengen di kamar dan tidur. Setelahnya gue bangun dan ternyata semua ini cuma mimpi. Gue selalu berharap gitu," ucap Ayra yang membuat Chandra terdiam.

Rupanya Ayra masih saja belum bisa mengikhlaskan Ayroz. Bukan melupakan, setidaknya melepaskan kepergian Ayroz. Bagi Ayra, Ayroz adalah malaikat pelindungnya.

"Dengerin gue, masa depan lo masih panjang. Lo nggak bisa kayak gini terus," ucap Chandra.

Ayra termenung. Gadis itu tenggelam dengan lamunannya. Perlahan air mata gadis itu lolos begitu saja. Buru-buru Ayra mengusapnya. Ia tidak ingin menangis lagi di depan orang lain. Ayra tak mau lagi membebani orang lain dengan kondisinya saat ini.

Sementara itu, Chandra menatap Ayra dengan perasaan iba. Sosok ceria Ayra yang dulu hilang sudah. "Gue percaya lo bisa," ucap Chandra. Cowok itu tersenyum melihat Ayra.

"Oh, iya. Gue mau ke toilet sebentar, ada di mana?" tanya Chandra.

"Lo lurus aja, di deket tangga ada toilet kok." ucap Ayra.

Chandra melepaskan jaket yang sedari tadi ia kenakan. "Jaket gue tinggal di sini nggak papa kan?" tanya Chandra. Ayra mengangguk menanggapi ucapan Chandra. Setelahnya, cowok itu melangkah pergi.

Ayra lalu merenungi perkataan Chandra. Memang benar sih, Ayra bercita-cita untuk kuliah di perguruan tinggi negeri. Gadis itu tahu jika pasti akan sulit masuk PTN. Ia perlu belajar mati-matian. Namun, keadaan ini membuat semangat belajarnya hilang.

Ayra takut untuk berdiri kembali. Gadis itu berkali-kali jatuh. Kini ia menyadari satu hal. Terlalu bergantung pada seseorang membuatnya terus ingin bertantung selamanya. Hingga saat ia pergi, Ayra tak mampu melepasnya. Itu yang dialami Ayra.

Lamunan Ayra membuyar saat mendengar bunyi ringtone panggilan. Ayra melihat sekitarnya, perasaan gadis itu tidak membawa ponselnya ke luar kamar sedari tadi. Gadis itu lalu mencari sumber bunyi. Rupanya ponsel milik Chandra tertinggal di jaket cowok itu.

Awalnya Ayra ingin mengabaikan. Ia takut dibilang lancang karena mengangkat telepon tanpa izin orangnya. Namun karena ponsel Chandra terus berdering, Ayra akhirnya memutuskan untuk mengecek panggilan itu.

Tangan Ayra bergerak meraih jaket Chandra. Gadis itu mencari ponsel Chandra di saku. Ia menghela napasnya saat tangannya menemukan benda pipih di saku jaket Chandra namun dering panggilan itu tak lagi berbunyi.

Ayra ingin mengembalikan jaket Chandra namun tangannya seperti menemukan sebuah kertas di saku jaket Chandra. Ia mengeluarkan kertas itu. Sebuah kertas yang terlipat. Dengan rasa penasarannya, Ayra membuka lipatan kertas tersebut.

Mata gadis itu membelalak seketika. Bukti pembayaran di toko bunga. Jadi selama ini, Chandra adalah mawar putih itu? Tapi kenapa Chandra selalu bersikap tenang saat berhadapan dengan Ayra?

Setelah sepersekian detik Ayra teringat dengan akun instagram yang mengirimkan DM kepadanya. Ayra kembali membuka ponsel milik Chandra. Sayang sekali, Ayra tak mengetahui password ponsel Chandra.

My Ice Prince 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang