Flashback on
"Hai, sorry. Nunggu lama ya?"
Akhirnya orang yang Tania tunggu datang. Tania pun menghentikan aktivitas bermain ponselnya. Ia sempat terpesona dengan penampilan Chandra. Blazer hitam yang dipadukan dengan kaos putih polos dan celana hitam serta sepatu sneakers. Rambut Chandra yang tertata rapi tentunya membuat ketampanan cowok itu meningkat.
"Gitu banget liatin gue. Baru nyadar gue ganteng?" Tania langsung tersadar. Ia memutar bola matanya malas. Baru saja ia ingin memuji style Chandra tapi rasanya lebih baik tidak usah.
Tiba-tiba saja Chandra memberikan satu buket bunga yang tadi ia sembunyikan di belakangnya. Ya, Tania baru menyadari jika tangan kanan Chandra sedari tadi berada di belakang. Ia sempat bingung dengan apa yang dilakukan Chandra. Cowok itu langsung duduk setelah menaruh bunga itu di atas meja.
Chandra memanggil seorang pelayan dan memesan makanan. Setelahnya ia malah mengeluarkan ponselnya. Tania menjadi bingung dengan sikap Chandra. "Hey, lo nggak salah minum obat malam ini?" tanya Tania.
Chandra mendongak. Ia meletakkan ponselnya. Tepat saat itu pula pesanan datang. Setelah pelayan itu pergi, Chandra malah asik menyantap makanannya. "Chandra lo mau mainin gue atau gimana sih? Lo gabut nggak punya temen dinner makannya lo ngajak gue dinner? Hey, buang-buang waktu gue aja tau nggak."
Mendengar ucapan Tania, Chandra menghentikan aktivitas makannya. Ia menatap Tania sejenak. Orang yang ditatap pun mengernyitkan dahinya. Sungguh, Chandra benar-benar aneh.
Tangan Chandra bergerak mengambil bunga di atas meja dan memberikannya pada Tania. "Nih, buat elo."
"Maksudnya?"
Chandra menarik sudut bibirnya sejenak. "Gue nggak tahu harus bilang gimana." Tangan Chandra meraih tangan Tania. "Gue tahu elo sebenarnya baik. Lo cuma dibutakan sama obsesi elo ke Angga."
Tania mengernyitkan dahinya. Ia menatap Chandra bingung. Bahkan ia berpikir kalau orang di depannya ini bukan Chandra. Habisnya sikap Chandra sangat aneh malam ini.
"Lo mau nggak jadi cewek gue?" tanya Chandra dengan santai. Tania yang tadinya tengah meminum jus alpukat menjadi tersedak mendengar perkataan Chandra.
"Hah? Nggak salah lo?" Chandra tak menjawab apapun. Ia masih bersikap santai sembari menikmati makanannya.
"Ndra, lo nggak lagi mabok kan?"
"Yang gue bilang tadi serius."
Tania berpikir sejenak. Ia mengamati Chandra, tampang cowok itu lumayan. Baik juga. Meskipun menurutnya Angga jauh lebih perfect ketimbang Chandra. Tapi apalah daya, Angga terlalu jauh untuk Tania gapai.
"Oke."
"Hah?" Chandra menatap Tania tak percaya. Semudah itu Tania membuat keputusan?
"Iya. Gue mau," ucap Tania mempertegas maksud perkataannya.
Chandra menarik sudut bibirnya. "Thanks."
Mereka berdua kembali menikmati makanan masing-masing. Menikmati waktu berdua dengan status sebagai sepasang kekasih. Setelahnya mereka memutuskan untuk kembali. Tadinya mereka memang berada di lantai dua sebuah restaurant.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince 2
Teen FictionSebuah hubungan pasti tak akan selalu berjalan manis. Kadang ada sebuah rintangan yang membuat hubungan itu menjadi lebih erat. Namun tak jarang hubungan itu harus kandas karena rintangan yang tak sanggup untuk dihadapi. *** Entah hanya perasaan Ayr...