Shit!
"Ya ampun Ra, itu Kak Angga?" Tanya Vania memastikan.
Ayra hanya terdiam tak menjawab. Ia menghentikan langkahnya begitu menyadari jika orang itu benar-benar Angga. Moodnya kembali dibuat hancur dengan Tania yang baru datang menghampiri Angga.
"Loh, Ayra! Sini!" Seru Tania memanggil Ayra. Bagaimana dengan Angga? Ia hanya menatap Ayra sekilas lalu melihat ke arah lain. Dasar, dulu aja romantis banget sekarang berubah seratus delapan puluh derajat. Pertanyaannya kenapa Angga menjadi dingin pada Ayra lagi?
"Ra, nggak salah Kak Tania manggil lo?" Tanya Vania dengan berbisik.
"Eh, enggak kok. Kita samperin yuk." Ucap Ayra yang kemudian melangkah menghampiri Angga dan Tania.
Ayra duduk tepat di depan Angga. Kenapa menjadi canggung seperti ini? Sejak kemarin Angga bersikap aneh pada Ayra. Mulai sejak tadi pagi tepatnya, kemarin hanya awal mulanya Ayra tau kalau Angga dekat dengan Tania. Dan, sudahlah...
"Kalian mau pesen apa?" Tanya Tania.
"Aku sama Vania, samain aja kayak Kak Tania aja." Jawab Ayra.
"Kalau lo Ga?" Tanya Tania.
"Terserah lo aja, samain juga nggak papa." Jawab Angga.
Giliran Tania yang nanya aja ngomongnya nggak singkat banget. Apa iya sih Angga marah sama Ayra? Penyebabnya?
Dalam hati Ayra, ia suda uring-uringan. Dengan sekuat mungkin ia menahan dirinya untuk tidak marah sedikitpun. Ia meyakinkan hatinya kalau Angga dan Tania hanya berteman, tidak lebih.
"Ya udah. Gue pesenin dulu ya." Ucap Tania yang lalu berdiri. "Eh iya, lo bisa bantuin gue bawa pesenannya nggak?" Tanya Tania pada Vania.
"Biar gue aja." Ucap Angga yang ikut berdiri.
"Nggak papa, gue aja kak. Lo temenin Ayra disini aja." Ucap Vania sambil bangkit.
Mendengar ucapan Vania, Angga yang tadinya berdiri kini kembali duduk lagi. Setelahnya Vania dan juga Tania beranjak memesan makanan.
Kini hanya tinggal Ayra dan Angga saja. Kenapa mendadak canggung seperti ini? Ayolah, ini baru mulai tadi pagi. Kemarin mereka masih baik-baik saja, kecuali setelah pulang sekolah itu. Sejak mengantarkan Ayra pulang sekolah, Angga tak menghubunginya sama sekali. Tak ada panggilan maupun pesan dari Angga.
"Em, Ga?" Ayra memberanikan diri ya membuka perbincangan untuk mengusir kecanggungan mereka.
"Kenapa?" Tanya Angga.
"Kamu kenapa sih? Kenapa tiba-tiba kamu dingin banget ke aku?" Tanya Ayra langsung. Ia tak memiliki waktu lagi untuk basa-basi. Ini adalah saatnya untuk mempertanyakan sikap Angga yang tiba-tiba berubah itu.
Angga tak menjawab apapun. Ia malah sibuk menatap Ayra dingin tanpa ekspresi. Mengapa Angga yang dulu kembali? Ada apa sebenarnya? Ayra hanya ingin tau jawaban dari pertanyaannya itu.
"Ga, tolong jawab." Ucap Ayra meohon pada Angga.
"A-"
"Pada ngomongin apaan sih?" Tanya Tania memotong Angga yang hampir saja mengucapkan alasan mengenai sikapnya.
"Em, enggak kok. Tan, gue langsung pulang duluan ya. Lo suruh jemput aja sama supir atau naik taksi?" Tanya Angga yang lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Yah, buru-buru banget sih Ga. Tapi ya udah lah, ntar gue suruh jemput supir aja. Masih ada yang pengen gue obrolin sama pacar lo." Ucap Tania.
"Ya udah, gue duluan." Ucap Angga. Cowok itu langsung melangkah pergi meninggalkan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince 2
Teen FictionSebuah hubungan pasti tak akan selalu berjalan manis. Kadang ada sebuah rintangan yang membuat hubungan itu menjadi lebih erat. Namun tak jarang hubungan itu harus kandas karena rintangan yang tak sanggup untuk dihadapi. *** Entah hanya perasaan Ayr...