15. AYRA SAKIT

2.4K 84 18
                                    

"Ma,,,,Pa,,, jangan tinggalin Ayra. Mama sama papa nggak boleh pergi. Mama sama papa di sini aja temenin Ayra. Ayra takut Ma, Pa, semua orang jahat ke Ayra. Mereka selalu ninggalin Ayra." Sedari tadi Ayra terus mengigau. Suhu badannya yang tak kunjung turun membuat Mira dan Aiden akhirnya membawa Ayra ke rumah sakit. Mereka khawatir terjadi sesuatu dengan Ayra.

"Kenapa dia bisa kayak gini?" tanya Angga pada Aiden yang berdiri di sampingnya. Cowok itu menatap lekat wajah Ayra yang sangat pucat. Digenggamnya tangan Ayra untuk menenangkan gadis itu yang sedari tadi terus memanggil orang tuanya.

"Ayra!" seru seseorang yang baru saja datang. Dara, ia datang dengan wajah penuh kekhawatiran. Baru saja ia dari bandara dan langsung menuju rumah sakit. "Ayra ini mama, Nak. Ayra tenang, Sayang."

"Bi Mira, kenapa Ayra bisa seperti itu?" tanya Arez, papanya Ayra.

"Ini semua salah saya om. Saya ngajakin Ayra hujan-hujanan. Maaf udah bikin Ayra sakit." Tiba-tiba saja Angga menarik tangan Aiden ke luar ruangan. Cowok itu lalu melayangkan sebuah pukulan saat mereka sudah berada di luar ruang rawat Ayra. Tidak terima, Aiden membalas Angga dengan pukulan yang tepat mengenai rahang cowok itu.

"Lo apa-apaan sih? Ngapain lo nonjok gue segala?"

"Karena lo yang bikin Ayra jadi sakit!" Angga membuat keadaan berbalik dengan menendang perut Aiden yang membuatnya terpental ke belakang.

"Ikut sama gue, kita selesaiin di rooftop," ucap Aiden saat menyadari ada banyak orang yang meliht ke arah mereka. Bisa gawat jika satpam rumah sakit sampai mengetahui mereka berkelahi.

Aiden melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah diikuti Angga. Tiba-tiba saja cowok itu langsung memukul Angga saat sampai di atap rumah sakit. Angga tak mau kalah. Cowok itu membalas serangan Aiden. Keduanya sama-sama diselimuti oleh aura emosi yang terlihat sadari sorot mata mereka. Pada akhirnya, Angga berganti menarik kerah Aiden.

"Lo sengaja bikin Ayra sakit?"

"Hahaha, nggak ngaca lo. Siapa yang sebenarnya bikin Ayra sakit? Gue atau lo?" tanya Aiden dengan tersenyum miring. Sialan, mulut cowok itu terasa nyeri saat mengucapkan sesuatu. Sudut bibirnya mengalir darah segar karena luka akibat pukulan dari Angga.

"Nggak usah basa-basi lo. Jelas-jelas lo sendiri yang bilang kalau lo yang bikin Ayra sakit kayak gini!"

"Emang kalo dasarnya nggak peka sampai kapanpun juga nggak akan peka! Lo pikir gue ngajak Ayra hujan-hujanan tanpa alasan? Salah besar! Waktu itu gue paham kalo Ayra mau nangis tapi dia tahan karena ada gue. Di satu sisi, gue nggak tega biarin cewek itu sendirian. Gue nggajakin dia hujan-hujanan supaya dia bisa nangis tanpa ada yang tau satupun. Dan lo tau apa yang bikin dia nangis? Itu Lo! Kemarin dengan teganya lo biarin Ayra pulang sendirian. Lo tau kan kalo kaki cewek itu luka? Kenapa lo tega biarin dia sendiri?" Kata-kata Aiden mampu memberikan tamparan luar biasa bagi Angga. "Dan jangan lupa dengan alasan lo buat biarin Ayra pulang sendirian. Jangan pikir gue nggak tau apa alasan lo. Lo mungkin bisa bodohin Ayra dengan alasan kerjaan atau apapun itu. Tapi enggak sama gue."

Angga sontak terkejut. Kenapa cowok resek ini bisa tau semuanya? Apa itu artinya Ayra juga bakal tau semuanya?

❄❄❄

Angga memasuki ruangan dengan satu buket mawar putih di tangannya. Cowok itu melangkah menghampiri Ayra yang kini terbaring lemah dengan wajah yang lumayan pucat. Angga menghentikan langkahnya saat Ayra perlahan terbangun dan membuka matanya. Cowok itu tersenyum lalu melanjutkan langkahnya.

"Maaf, aku ganggu tidur kamu ya?" tanya Angga. Ayra menggeleng sekilas. Gadis itu menunjukkan senyumannya. Ia bahagia melihat Angga datang menjenguknya.

My Ice Prince 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang