19. UNFORGETTABLE

1.5K 77 3
                                    

Angga membawa Ayra ke Area lapangan basket indoor kampus. Rupanya hobi cowok satu itu tidak pernah berubah. Cowok itu tergabung dalam komunitas basket di kampusnya. Bukan sebagai kapten lagi karena posisi cowok itu sekarang adalah junior di kampusnya.

Kini Ayra tengah duduk manis di tribun penonton. Cukup sepi karena memang hanya orang-orang tertentu saja di sini. Sekedar mahasiswa yang gabut pula juga ada. Gadis itu sibuk memainkan ponselnya sembari menunggu Angga yang tengah berganti pakaian.

Tak lama Angga datang menghampiri Ayra. Cowok itu mengambil tempat duduk tepat di sampingnya. "Nggak papa kan nemenin basket dulu? Nanti kamu boleh minta apa aja," ucap Angga.

"Kedai ice cream?" tanya Ayra antusias. Rasanya sudah lama gadis itu tak mengunjungi tempat kesukaannya itu.

"Masa mau beli kedai ice cream? Ada-ada aja kamu."

"Ih, maksudnya aku mau ke kedai ice cream. Udah lama banget nggak makan ice cream. Tapi kalau mau beliin kedainya juga nggak apapa. Bisa makan ice cream tiap hari deh. Hehe..."

"Ada aja kamu mah. Udah ah, mau latihan dulu. Bye," Angga lalu bangkit berdiri.

Cowok itu melangkah turun menuju lapangan basket. Teman-temannya sudah menunggu di sana. Angga berlari kecil menghampiri mereka. "Angga!" teriak Ayra yang membuat si pemilik nama menoleh.

"Semangat!" teriak Ayra menyuarakan dukungannya pada kekasihnya itu. Angga tersenyum ke arah gadis itu. Ia lalu kembali melanjutkan langkahnya menghampiri teman-temannya yang seudah menunggu.

Hampir dua jam berlalu. Gadis itu masih setia duduk di tribun penonton menunggu Angga selesai latihan. Jujur, Ayra sebenarnya merasa jenuh. Tapi melihat orang yang tengah bermain-main mendribble bola itu, kejenuhannya menghilang.

Peluit panjang dibunyikan oleh pelatih sebagai tanda latihan telah usai. Ayra bisa melihat jika mereka kembali berkumpul menjadi satu. Seorang pria berumur tiga puluhan terlihat memberikan evaluasi latihan mereka hari ini. Setelahnya mereka membubarkan diri.

Saat Angga akan berjalan menuju ruang ganti, ia sempat melirik ke arah Ayra. Gadis itu tersenyum kepadanya. Tanpa berpikir panjang, Angga berbalik arah menghampiri Ayra yang tengah duduk manis di tribun penonton. Ayra bangkit dari duduknya saat Angga sampai di dekatnya.

"Lama banget ya?" tanya Angga pada Ayra.

"Lebih lama nunggu kamu peka."

"Hah?"

"Lupain, ganti baju gih sana. Keringetan gitu," ucap Ayra pada Angga. Jujur penampilan Angga berubah dengan keringat yang membasahi rambut dan wajahnya. Level ketampanannya entah mengapa terasa bertambah.

"Biasa aja ngelihatin nya. Aku ganti baju dulu ya."

"Kalau mau ganti baju ngapain ke sini dulu sih?"

"Nyamperin kamu."

"Kalau itu udah tahu."

"Udah ah, aku ganti baju dulu."

Angga lalu melangkahkan kakinya menuju ruang ganti. Di tempat, Ayra menatap punggung Angga yang mulai menjauh. Terukir senyuman tipis di bibirnya. Ia tak menyangka semua kejadian yang menimpa masa SMA-nya membuat ia dekat dengan laki-laki yang kini berstatus sebagai kekasihnya.

Setelah sekitar lima menit, Angga kembali menghampiri Ayra. Cowok itu langsung mengajak Ayra untuk pergi mengingat waktu sudah sore. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran kampus. Angga lalu melajukan mobil meninggalkan area kampusnya.

My Ice Prince 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang