Happy Reading
..
.
Pagi ini Ayra tak kunjung terbangun. Gadis itu terlalu lelah karena penerbangan tadi malam. Alhasil, ia masih tertidur pulas. Tak lain halnya dengan Prita dan Clarissa. Mereka masih terlelap.
Semalam sesampainya di hotel, Ayra langsung memasuki kamarnya dengan Prita dan Clarissa. Rencananya seminar hari ini akan dilaksanakan pukul sebelas siang nanti. Setidaknya mereka memiliki waktu untuk istirahat.
Suara ponsel Ayra membuat ketiga gadis itu terusik. Sang pemilik ponselpun terbangun. Gadis itu mengecek ponselnya dengan nyawa yang masih setengah. Rasa kantuknya masih membuat dirinya ingin tidur kembali.
"Pagi." Suara Ayra serak, khas orang yang baru bangun tidur.
"Hai, pagi juga. Udah sarapan?" tanya Angga. Boro-boro sarapan. Beranjak dari tempat tidurpun belum.
"Aku baru bangun tidur nih. Capek banget, Ga."
"Siapa suruh kemarin ngajak ke pantai segala," ucap Angga. "Sekarang bangun dulu, istirahatnya di sambung nanti. Masih jam sebelas kan? Bisa santai-santai dulu."
Ayra menghela napasnya. "Iya, ini udah bangun kok." Ayra jadi membayangkan bagaimana Angga saat SMA yang harus bolak-balik ke luar negeri, masuk sekolah, mengurusi urusan kantor. Bukankah itu sangat melelahkan?
"Ya udah, mandi sana. Ntar aku telepon lagi."
"Iya. Bye Ga."
"Bye." Setelahnya Angga mematikan sambungan teleponnya. Gadis itu membuka melihat ada pesan yang masuk. Rupanya dari Arav. Cowok itu menyuruh untuk segera turun dan sarapan.
"Telefon sama siapa, Ra?" tanya Prita yang ikut terbangun.
"Dari pacar gue," jawab Ayra. "Oh iya. Arav ngirim chat ke gue. Dia nyuruh kita buat sarapan," ucap Ayra.
"Ya udah. Kalau gitu, gue mandi dulu deh."
"Oke." Selanjutnya Prita beranjak menuju kamar mandi. Ayra sendiri melihat Clarissa yang masih tertidur pulas. Gadis itu mencoba untuk membangunkan Clarissa.
"Sa! Sasa." Ayra menggoyangkan pundak Clarissa. Orang yang dibangunkan pun menggeliat. Matanya mulai terbuka.
"Kak, Ayra. Jam berapa sih?" tanya Clarissa yang baru saja bangun tidur.
"Udah jam setengah tujuh."
"Yah, kesiangan dong?"
"Enggak juga. Acaranya kan masih jam sebelas. Masih ada empat jam lebih lah."
"Ya udah kalau gitu. Aku mau telefon temen bentar ya, Kak. Kemarin lupa nggak ngabarin," ucap Clarissa. Tepat saat itu pula Prita telah rapi dengan seragamnya. Seminar kali ini diwajibkan untuk mengenakan seragam sekolah.
"Kalau gitu, gue mandi duluan ya."
"Iya," jawab Clarissa.
Ayra melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia mulai membersihkan dirinya. Sekitar sepuluh menit, Ayra selesai mandi. Gadis itupun sudah rapi dengan seragamnya. Sekarang gantian Clarissa yang mandi.
Saat ini Ayra merapikan rambutnya. Setelahnya, ia bercermin dan memastikan penampilannya sudah lengkap.
Kaki Ayra melangkah menghampiri Prita yang tengah sibuk bermain ponsel. "Lagi ngapain?" tanya Ayra.
"Ehe, enggak ngapa-ngapain. Chating-an sama Raihan doang," jawab Prita.
"Lo udah lama jadian sama Raihan?" tanya Ayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince 2
Teen FictionSebuah hubungan pasti tak akan selalu berjalan manis. Kadang ada sebuah rintangan yang membuat hubungan itu menjadi lebih erat. Namun tak jarang hubungan itu harus kandas karena rintangan yang tak sanggup untuk dihadapi. *** Entah hanya perasaan Ayr...