Enjoy guys!
Jangan lupa vote dan comment😘.
.
***
Pagi ini, disaat kebanyakan orang masih nyenyak dalam tidurnya, Jennie sudah bersiap-siap untuk keluar rumah. Ia menyapa semua penghuni rumah kecuali Taehyung tentunya. Kemudian siap berjalan kaki keluar komplek. Jieun telah memberinya denah sederhana menuju toko bunga yang di maksudnya tadi malam.
Jennie menolak diantarkan oleh supir pribadi Tuan Kim. Ia beralasan sudah terbiasa berjalan kaki. Lagipula berjalan kaki di pagi hari sangat baik untuk kesehatan. Jennie berharap segera mendapatkan pekerjaan yang cocok baginya agar ia mempunyai kesibukan di luar rumah.
Taehyung tidak akan membuatnya tenang di dalam rumah itu. Jennie sadar kalau ia tidak bisa berbuat apa-apa, sekalipun Seolhyun nantinya akan menjadi Nyonya. Jennie tidak mengerti mengapa kakaknya tidak pernah menceritakan tentang calon suami serta anak tunggalnya. Jika dilihat dari sikap Taehyung, sepertinya Taehyung juga membenci Seolhyun. Lalu, kenapa Seolhyun mau bertahan di rumah itu? Ah, mungkin karena ia sangat mencintai Tuan Kim Jihoo, pikir Jennie.
Jennie termenung sambil terus melangkah di tepi jalan tersebut. Jika nanti kakaknya telah menikah, mungkin saja dirinya nanti akan sedikit terabaikan. Jennie menghembuskan nafas berat. Meskipun begitu, ia yakin kakaknya akan tetap mencintai dan melindunginya.
Jennie menendang kerikil yang menghalangi jalannya. "Mungkin aku harus kembali ke Jeonju saja jika tidak mendapatkan pekerjaan disini. Huft, hidup memang keras sekali."
Ternyata toko bunga yang dimaksud Jieun terletak tak jauh dari gerbang komplek. Jennie tersenyum tatkala melihat seorang gadis yang sepertinya lebih muda darinya keluar dari toko itu lalu menggantungkan papan kecil yang bertuliskan 'open' di depan pintu. Semoga saja ia tepat waktu.
Dengan langkah penuh semangat, Jennie mendekati toko yang di beri nama 'Yitian Flowers' tersebut.
"Tolong berkati aku Tuhan." gumam Jennie kemudian mendorong pintu hingga terbuka.
Triiiiing
Terdengar bunyi bel saat pintu toko itu terbuka, menandakan ada pelanggan yang masuk. Jennie tersenyum gugup pada gadis yang tadi menggantungkan papan 'open'. Gadis berambut coklat terang itu membalas senyuman Jennie dengan cengiran lebar.
"Selamat datang, Nona! Ada yang bisa ku bantu?" tegur gadis itu ramah.
Jennie menganggukkan kepala dengan sopan. "Annyeong, perkenalkan namaku Kim Jennie. Aku bermaksud untuk melamar pekerjaan disini. Aku dengar, toko ini membutuhkan karyawan."
Mata gadis itu langsung membulat dengan ekspresi senang. Ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Jennie.
"Annyeong! Namaku Jeon Somi. Panggil saja aku Somi. Kami memang sedang mencari satu orang lagi karyawan, tapi aku bukan pemilik toko ini. Bagaimana kalau Eonnie menunggu dulu sebentar?"
"Baiklah. Mmm, bolehkah aku menunggu disini?" tanya Jennie seraya menunjuk kursi yang disediakan disana.
"Tentu saja, Eonnie!"
Jennie duduk di kursi tersebut, kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Toko ini tidak terlalu besar. Selain menjual bunga-bunga hias seperti lily, aster, mawar, anggrek, dan lain-lain, toko ini juga menjual tanaman-tanaman hias yang Jennie tebak harganya pasti mahal. Ia tidak begitu ahli dalam bidang tersebut, tetapi beruntung saat di desa ia senang merawat tanaman bunga kecilnya di depan rumah.