Part 20

9.8K 1.1K 61
                                    

Enjoy guys!
Jangan lupa vote dan comment😘

.

.

***


  Rose baru saja pulang dari supermarket untuk membeli keperluan bulanannya ketika ia melihat sosok yang tak asing baginya keluar dari sebuah apotek. Kebetulan saat itu lalu lintas di jalan sedang padat merayap, jadi Rose tidak bisa melaju lebih kencang menuju apotek tersebut.

Rose melihat kekalutan di wajah teman barunya itu dan tangannya menggenggam sesuatu. Rose berdecak sebal saat wanita itu masuk ke dalam taksi yang sedari tadi telah menunggunya di tepi jalan.

Ada perasaan aneh pada Rose. Apa Jennie sakit atau semacamnya? Kenapa wajahnya lusuh sekali? Ia harus mencari tahu. Tapi tidak mungkin ia mengejar taksi yang telah menjauh dari halaman apotek tersebut.

Rose memutuskan untuk berhenti di apotek tersebut dan mencari tahu apa yang dibeli Jennie.

Rose mengabaikan panggilan Jimin yang masuk ke ponselnya dan memarkirkan mobil di halaman apotek. Rose mempunyai firasat sesama wanita yang membuatnya harus menyelidiki.

Ia turun dari mobilnya setelah memarkirkan mobil dengan benar di depan apotek. Rose di sambut oleh seorang pria berpakaian serba putih dan tersenyum lebar padanya. Rose mendekati pria tersebut dan bertumpu pada etalase yang berisikan macam-macam obat.

"Annyeonghaseyo, Nona. Ada yang bisa saya bantu?"

"Eum, aku ingin bertanya. Apa anda tidak keberatan?"

"Ya, tentu saja."

"Bolehkah aku tahu apa yang dibeli oleh wanita yang memakai syal berwarna hitam tadi? Ia adalah temanku. Baru saja aku melihatnya keluar dari apotek ini."

Sejenak pria berseragam putih itu tampak mengingat-ingat. Namun tidak berlangsung lama, matanya mengerjap. Tentu saja ia ingat dengan jelas sebab kepergian Jennie baru sekitar sepuluh menit yang lalu. Terlebih lagi Jennie adalah pelanggan terakhir yang memasuki apotek.

"Oh, Nona yang mempunyai gummy-smile yang cantik tadi? Ya, dia membeli sesuatu Nona. Teman Nona itu membeli dua buah testpack."

Rose mengerjap kaget tetapi ia tidak heran. Sama sekali tidak heran sebab saat mereka melakukan kencan buta palsu itu ia telah menaruh kecurigaan pada Jennie. Hari itu Jennie makan cukup banyak dan mengeluh karena terus-terusan merasa lapar. Rose tahun jawabannya sekarang. Jennie pasti hamil.

Akhirnya yang ditakutkan Rose terjadi.

'Jika Jennie hamil, apakah Taehyung akan bertanggung jawab padanya? Sedangkan ia dan Jimin belum sempat menyatukan mereka.'

Rose mendadak paranoid. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Tidak mungkin ia memberitahu Taehyung saat ini, karena siapa tahu Jennie tidak hamil. Membeli testpack bukan berarti Jennie positif hamil.

"Nona, apakah anda baik-baik saja?" suara pria dihadapannya membuat Rose sadar dari lamunan. Rose tersenyum canggung.

"Oh, gwaenchana Paman. Kalau begitu terimakasih banyak. Annyeong!"

Pria itu pun mengangguk dan Rose pergi dari sana. Rose bergegas pergi ke mobilnya dan segera menyambar ponsel yang di letakannya di jok samping. Ada lima kali panggilan tak terjawab dari Jimin. Tanpa berpikir panjang, Rose menghubungi kekasihnya itu.

"Sayang!" ucap Rose ketika sambungan mereka telah terhubung.

"Baby, kenapa tidak menjawab teleponku? Apakah kau telah selesai berbelanja?"

l'amour | taennie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang