Enjoy guys!
Jangan lupa vote dan comment😘.
.
***
Pagi-pagi sekali Jennie telah terbangun. Sejujurnya ia hanya tidur selama dua jam karena tidak berhenti memikirkan pria yang kini menunggunya diluar rumah. Jennie tidak tahu pasti apakah Taehyung benar-benar menunggu atau tidak.
Udara terasa dingin dan lembab setelah semalaman hujan lebat. Jennie membasuh wajahnya dengan air dingin kemudian menggosok gigi. Sikapnya seolah tidak peduli bahwa diluar rumahnya masih ada seorang pria yang menunggunya semalaman dan kedinginan.
Jennie membuka jendela rumahnya dan terkejut mendapati Taehyung ternyata tidur di pondok tanaman hiasnya. Ia tertegun untuk waktu yang cukup lama. Taehyung meringkuk di bangku panjang sambil memeluk diri sendiri.
Ia pasti kedinginan, batin Jennie.
Lalu Jennie dengan cepat menepis pikirannya. Ia tidak boleh menaruh rasa iba pada Taehyung. Pria itu terlalu jahat untuk di maafkan semudah itu.
Jennie kembali masuk ke kamarnya dan bersiap-siap ke pasar untuk membeli keperluan dapur. Ia harus menganggap Taehyung tidak ada.
Suara-suara burung yang berkicau membuat Taehyung terjaga. Ia langsung merasakan dingin di permukaan kulitnya. Taehyung berdesis, benar-benar dingin sekali. Ia melemparkan pandangan ke rumah Jennie dan tersenyum melihat jendela telah terbuka. Berarti Jennie sudah bangun. Taehyung berdiri —masih sambil memeluk diri sendiri— dan berjalan ke tangga di luar rumah. Ia menunggu Jennie keluar dan menuruni tangga tersebut.
Taehyung tidak peduli dengan penampilannya saat ini. Rahangnya yang mulai menggelap tertutup rambut-rambut halus, rambut hitamnya berantakan, ujung kemejanya keluar sebagian dari pinggang celananya dan mata yang memerah karena kurang tidur. Ia hampir menyerupai gelandangan.
Jika Rose melihat penampilannya saat ini, Taehyung bisa memastikan kalau nenek sihir itu akan tertawa terpingkal-pingkal.
Taehyung tidak bisa berpikir lagi saat ia melihat pintu rumah Jennie terbuka. Dan sedetik kemudian, Taehyung tersenyum ragu. Jennie berdiri di puncak tangga dengan keranjang rotan yang menggantung di lengan kanannya.
Tidak ada yang lebih cantik dan keibuan selain Jennie, menurut Taehyung. Jennie adalah pilihan tepat hidupnya. Kini wanita itu beridiri kaku di puncak tangga, sementara Taehyung mengaguminya dari bawah. Pria itu sama sekali tidak mengindahkan tatapan tajam dari Jennie.
"Selamat pagi," ucap Taehyung lembut.
Jennie membuang pandangan lalu menuruni tangga rumahnya dengan hati-hati. Taehyung bergerak waspada. Sebenarnya rumah ini sangat tidak cocok untuk wanita yang sedang hamil. Bagaimana jika anak tangga kayu ini lapuk oleh air dan membuat siapa saja yang menginjaknya terjatuh? Taehyung tidak ingin membayangkan hal itu. Jennie harus pindah dari rumah sewa ini.
"Hati-hati," ucap Taehyung lagi seraya mengulurkan tangannya pada Jennie.
Jennie menepis tangan Taehyung kasar dan berhasil menuruni semua anak tangga dengan benar. "Aku tidak butuh bantuanmu," desis Jennie kemudian berlalu dari hadapan Taehyung.