Enjoy guys!
Jangan lupa vote dan comment😘.
.
***
Tok tok tokJimin mendongak dari dokumen yang dibacanya ketika pintu ruang kerjanya di ketuk dari luar. Sejurus kemudian pintu itu terbuka tanpa menunggu komando darinya terlebih dahulu. Bukan sekertarisnya ternyata, melainkan Namjoon. Pria itu tersenyum lebar pada Jimin.
"Selamat sore, Jim!"
"Ternyata kau, masuklah!" sahut Jimin.
Namjoon menutup pintu dibelakangnya kemudian menghampiri meja Jimin. Jimin langsung menyambut Namjoon dengan pelukan hangat. Akhir-akhir ini mereka jarang sekali berkumpul sebab Namjoon tidak pernah lepas dari istri serat buah hati mereka yang baru berusia 2 bulan. Jimin bisa melihat aura kebahagiaan dari wajah tampan sahabatnya. Tanpa di sadarinya, ia pun membayangkan bagaimana wajah Taehyung saat anaknya lahir kelak. Jimin terkekeh sendiri.
"Kenapa? Apa yang membuatmu tertawa? Apa ada sesuatu yang lucu?" tanya Namjoon dengan kening berkerut.
Mereka duduk di sofa yang berada di dalam ruangan itu. Jimin menghentikan kekehannya, yang tertinggal hanyalah senyum manis yang tulus.
"Tidak. Aku hanya membayangkan bagaimana ekspresi Taehyung ketika anaknya lahir nanti. Tampang bocah itu pasti sangat konyol," ungkap Jimin. Mendengar itu Namjoon ikut tersenyum.
"Kau benar, Jim. Ah, aku merindukannya. Apa semuanya berjalan lancar disana?"
Jimin mengangkat bahu. "Tidak tahu. Terakhir Taehyung menghubungiku saat Jennie masuk rumah sakit karena pendarahan. Dia sangat keterlaluan karena memberitahu kalau Jennie baik-baik saja hanya lewat pesan singkat. Ck, sepertinya dia tidak ingin di ganggu. Hehe."
"Aku harap Jennie bersedia menerima Taehyung. Bagaimana pun anak mereka membutuhkan seorang Ayah. Jangan sampai seorang anak kecil yang tidak berdosa menanggung akibat buruk dari kelakuan Ayahnya sendiri," ungkap Namjoon serius.
Jimin mendengus lalu tertawa pelan. "Aigoo, dengarlah seorang Ayah berbicara," ledek Jimin.
"Aku benar, bukan? Kau belum merasakan saja bertapa bahagianya mempunyai malaikat kecil."
"Baiklah, aku percaya padamu. Kapan-kapan aku dan Rose akan mengajak anakmu jalan-jalan. Bolehkah?"
"Tentu saja. Ah, berbicara tentang Rose, kapan kalian akan menikah? Ayolah Jim, kalian saling mencintai. Sudah waktunya kalian menikah. Apalagi yang kalian tunggu? Apa masih menunggu Taehyung menyelesaikan masalahnya?"
Jimin tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan Namjoon. Ia memang ingin segera menjadikan Rose istirnya, namun kesusahan Taehyung saat ini membuatnya ragu. Hatinya tidak tenang jika menikah, sementara Taehyung masih menderita karena penyesalannya.
"Aku akan menikah jika Taehyung telah berhasil membuat Jennie kembali padanya."
Namjoon mengangguk paham. Ia bangga akan rasa kesetiakawanan Jimin pada Taehyung. Ia berharap keduanya mendapatkan kebahagiaan yang sama seperti yang di alaminya saat ini.
"Kalian adalah sahabat-sahabatku yang hebat. Mari kita berdoa untuk si bocah tengik itu. Semoga ia berhasil menjadikan Jennie sebagai istrinya."
***
"Bagaimana keadaanya sekarang?" tanya Seolhyun kepada Hanbin, mata-mata yang di tugaskannya untuk menguntit Jennie dan Taehyung.