"Mampus!". Eunha menepuk dahinya sendiri merasa bodoh. Jauh di depan sana ada seorang ketua osis yang nyebelinnya sampai ke ubun-ubun sedang menyidang siswa siswi yang terlambat hari ini. Eunha buru-buru menarik kebawah rok seragamnya yang pendek nya lima centimeter diatas lutut. Kalau sampai si ketua osis nyebelin itu tahu, bisa-bisa bakalan kena omel lagi.
"Oke stay cool aja Eunha lo luar biasa cantik". Katanya pada dirinya sendiri sambil mengibaskan rambut panjangnya dengan sombong. Berjalan santai mendekati kerumunan siswa siswi yang sedang mendapat ceramah pagi.
"Jung Eunha, kelas sebelas MIPA satu berhenti disana". Suara lantang itu menghentikan langkahnya, alhasil mau tak mau gadis itu berbalik dan menghampiri cowok yang berpangkat ketua osis bernama; Jeon Jungkook.
Jungkook menelisik penampilan Eunha dari atas sampai bawah dengan tajam. Eunha terlihat acuh ditatap seperti itu, bisa-bisanya cewek itu biasa saja sedangkan siswi yang lain bisa saja mimisan jika ditatap oleh sang ketua osis.
"Rok lima centi di atas lutut. Pelanggaran!...".
Tak!
"Aw!". Eunha meringis dan mengusap lututnya sendiri yang di pukul dengan penggaris kayu oleh Jungkook. Kasar banget anjir!
"Baju seragam ketat dan tidak dimasukkan! Pelanggaran!...". Lanjut Jungkook, Eunha buru-buru menutup kedua dadanya karena takut di pukul dengan penggaris kayu seperti yang dilakukan Jungkook pada lututnya.
"Kok ga dipukul? ena tuh Kook!". Celetuk Taehyung teman satu kelas Jungkook dengan iseng dan menjadi bahan tertawaan anak-anak cowok yang di hukum.
"Diam kalian! Atau saya laporkan pada guru BK agar mendapat poin pelanggaran!". Otomatis semuanya langsung kicep mendengar ancaman Jungkook. Jungkook mengalihkan atensinya ke arah cewek yang masih betah menutupi area dadanya.
"Ngapain masih ditutupin? Saya tidak melihat apapun, karena memang tidak ada yang bisa di lihat". Eunha menganga mendengar perkataan Jungkook teman satu kelas nya itu, secara gak langsung cowok itu sudah menghina Eunha tepos. Eunha melirik beberapa teman-temannya sudah menahan tawa.
"Ini juga lipstick terlalu tebal, kamu mau sekolah atau dugem? Ini juga pelanggaran!". Jungkook langsung mengusap bibir Eunha kasar, hei jangan mikir so sweet so sweet dulu diusapnya bukan dengan jari tapi dengan penggaris kayu wkwk.
"Aduh kasar banget sih lo jadi cowok!". Eunha mengusap bibirnya yang ternodai oleh penggaris kayu Jungkook.
"Makannya jangan bikin ulah lagi! Saya capek setiap hari negur kamu. Baru minggu lalu saya suruh kamu memakai seragam yang benar dan sekarang kamu melanggar lagi! Kamu tahu tidak sih kamu itu kakak kelas yang harusnya bisa jadi panutan buat adik kelas bukannya....".
"Oke-oke fine gue salah dan besok gue bakal ganti seragam gue. Puas lo?!". Eunha menatap Jungkook jengah, aduh bisa sakit kepala pagi-pagi dapat asupan ceramah dari Jungkook belum lagi nanti jam pertama pelajaran Fisika.
"Karena pelanggaran kamu lumayan banyak, dengan amat terpaksa saya akan laporkan ke guru BK dan kamu akan dapat poin pelanggaran". Jelas Jungkook sambil menulis sesuatu di sebuah notes.
"Yayaya terserah". Ucap Eunha cuek, udah biasa kali dapat poin pelanggaran jadi Eunha santai aja. Bukannya peraturan itu adanya untuk dilanggar? Kalau gak ada murid kayak Eunha, apa gunanya ada guru BK?
Jam pelajaran berjalan dengan cepat, di jam istirahat seperti ini Eunha akan menjadi siswi nomor satu yang menuju ke kantin bersama beberapa teman satu kelasnya. Sedangkan Jungkook apa yang dia lakukan? Ya jelas makan bekal di kelas dan setelah itu ke perpustakaan. Monoton kan? Makannya Eunha merasa kalau hidup Jungkook itu datar dan gak seru. Normalnya di usia remaja mereka akan menikmati masa muda dengan bahagia melakukan apa yang mereka inginkan. Bagi Eunha masa muda itu hanya datang satu kali dan dia gak bakal menyia-nyiakan masa mudanya begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/184826219-288-k612537.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Author Draft (JJK-JEB)✔
KurzgeschichtenMy draft story with cast; 1. Jeon Jungkook BTS 2. Jung Eunbi Gfriend 3. Others idol or OC as cameo Update: When i'm selo 📣Note: Sebuah tulisan akan menjadi tidak berharga apabila pembacanya tidak tahu bagaimana cara menghargai tulisan yang ia ba...