Part ini. Gak kotor banget sih makannya di tulis 21+- itu artinya kurang lebih kotor . Kenapa gak ditulis di blog aja? Aku ingin membahagiakan para pembaca Amoeba (yang gak kelihatan jejaknya tapi terus bertambah). Alasan kenapa aku jarang up di sini adalah karena jumlah vote dan readers-nya gak seimbang.
Aku lebih seneng nulis di book yang lain, meski yang baca cuma beberapa biji tapi jumlah vote sama readersnya seimbang. Kalau di sini udah nulis panjang lebar sampai matanya pedes tapi masih aja ada yang jahat 😢. Ya sudah mengeluh tidak akan merubah apapun. Part ini adalah ide dari Kim Nana yang punya ide segambrong tapi malu untuk menulis.
💜💜💜
Bress!!!
"Hiks... hiks... Kenapa kau tidak bilang padaku jika Harin itu kekasihmu?". Tanya Eunha terisak-isak pada Jungkook yang berdiri di depannya. Keduanya tengah berteduh di sebuah halte bus yang sepi. Jungkook dan Eunha adalah sepasang kekasih, Eunha begitu bodoh tidak menyadari jika Harin; teman satu kantornya adalah kekasih dari pria di hadapannya ini. Semuanya terungkap saat Harin berkata jika ia akan bertunangan dengan kekasihnya yaitu Jungkook.
"Mianhae, jinjja Mianhae. Tapi sungguh aku tidak mencintai Harin. Aku hanya mencintaimu saja Na-yaa". Bujuk Jungkook. Sumpah demi apapun, Jungkook hanya mencintai Jung Eunha. Jungkook menjalin hubungan dengan Harin hanya karena sebatas rasa kasihan. Harin mengidap penyakit berbahaya, gadis itu lemah dan Jungkook mau tak mau menerima pernyataan cinta Harin saat itu.
"Lalu sekarang bagaimana Jungkook-ahh?! Kau dan Harin akan bertunangan, lalu aku bagaimana?". Tuntut Eunha yang sudah sepantasnya mempertanyakan kelanjutan hubungan merek. Eunha sudah terlanjur jatuh cinta pada Jungkook, bahkan ia rela menyerahkan kehormatan-nya pada lelaki itu.
"Tentu saja aku akan tetap mempertahankan-mu sayang, kita harus membicarakan ini secara baik-baik. Ayo ke apartemen-mu". Eunha akhirnya luluh, mau diajak Jungkook berbicara berdua. Meski ia akui sangat marah, tapi Eunha tidak bisa melepaskan Jungkook begitu saja. Diam-diam Eunha sudah hamil, harusnya hari ini ia hendak mengabarkan berita kehamilannya pada Jungkook. Tapi justru kabar seperti ini yang ia dapatkan, jikalau Eunha tahu sedari awal jika Jungkook sudah memiliki kekasih maka wanita itu juga tidak mungkin masuk ke dalam kehidupan pria itu.
Krekk...
Tap...
Tap...
"Sudah jangan menangis terus sayang, aku janji akan mempertahankanmu bagaimana-pun caranya. Aku hanya mencintaimu sungguh". Jungkook memeluk Eunha dari belakang dan mengecupi tengkuk wanita itu. Saat ini keduanya tengah berbaring di atas ranjang kamar Eunha. Ranjang yang menjadi saksi hubungan keduanya yang sudah berjalan sangat jauh.
"Lalu bagaimana dengan Harin? Apa Kau tidak kasihan padanya? Dia sakit Jungkook-ah". Eunha meremas tangan Jungkook yang melingkari perutnya. Eunha juga tidak tega melihat kenyataan Harin yang tengah sakit keras, Jungkook adalah salah satu alasan Harin untuk terus bertahan hidup.
"Memikirkan perasaan orang lain terus menerus hanya akan membuat diri kita sendiri terluka Eunha-yaa. Bisakah sekali saja memikirkan perasaan kita sendiri?". Eunha berbalik untuk menatap Jungkook, mengelus perlahan rahang tegas milik pria-nya. Jungkook benar, apa salahnya sekali-kali memikirkan kebahagiaan diri sendiri?
Perlahan Eunha meraih bibir Jungkook dan melumatnya perlahan. Matanya terpejam menikmati bibir Jungkook yang tidak pernah absen ia cium selama mereka berkencan. Jungkook mulai terbuai, tangannya masuk ke dalam baju yang dikenakan Eunha kemudian mengelus punggung telanjang itu dengan lembut. Pagutan mereka semakin lama semakin dalam, lidah Jungkook melilit masuk ke dalam mulut Eunha. Lidah mereka saling bertarung hingga menciptakan suara decapan- decapan yang begitu romantis. Jungkook mulai bergerak menindih tubuh Eunha, menatap wajah wanita-nya kemudian tangannya terulur mengusap bibir bengkak milik Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Author Draft (JJK-JEB)✔
NouvellesMy draft story with cast; 1. Jeon Jungkook BTS 2. Jung Eunbi Gfriend 3. Others idol or OC as cameo Update: When i'm selo 📣Note: Sebuah tulisan akan menjadi tidak berharga apabila pembacanya tidak tahu bagaimana cara menghargai tulisan yang ia ba...