Arti Sahabat (2/2)

2.3K 281 19
                                    

Puter lagu ini yah biar pada inget :')

"Bagaimana kook yang kemarin?". Pertanyaan Jimin sukses membuat Jungkook jadi bad mood.

"Dia menjawab tidak tahu". Jawab Jungkook cuek, pikirannya masih menerawang. Eunha memang tidak menolaknya namun ia juga tidak menerima Jungkook. Hal itulah yang membuat Jungkook jadi bingung.

"Mungkin saja dia hanya gengsi, perempuan kan seperti itu. Dia sengaja menggantungmu". Kata Taehyung menanggapi, Taehyung memang orang yang tidak memikirkan suatu masalah dengan serius.

"Memang begitu ya?". Tanya Jungkook tidak yakin.

"Ck! Dulu Yerin juga seperti itu. Waktu aku menembaknya ia bilang butuh waktu untuk menjawab. Esoknya ia langsung menerimaku. Bukankah perempuan itu terlalu ribet, tinggal bilang mau saja kenapa harus mengulur waktu". Penjelasan Taehyung membuat Jungkook dan Jimin mengangguk-anggukan kepalanya sok paham.

"Jadi menurutmu Eunha sebenarnya hanya sedang mengulur waktu?". Tanya Jimin memastikan.

"Tentu saja, coba kau pikir mana ada gadis yang menolak Jungkook. Hanya gadis bodoh yang menolaknya". Dan akhirnya ketiga pemuda itu malah cengengesan tidak jelas.

Ditempat lain Eunha sedang curhat pada sahabat-sahabat barunya. Tentu saja tentang Jungkook yang kemarin menyatakan perasaan padanya. Dan Eunha yang belum memberikan jawaban pasti.

"Aku tidak tahu harus menerima atau menolaknya". Entah sudah berapa kali Eunha mendengus lemah.

"Mudah saja Eun, jika kau menyukainya maka terimalah". Kata Yuju memberikan usulan.

"Tidak semudah itu Ju, meskipun aku menyukainya. Aku tidak mungkin menerimanya". Jawab Eunha masih lesu, ia masih ingat kata-kata ayah Jungkook tempo lalu yang menyuruhnya untuk tidak dekat-dekat dengan Jungkook.

"Memangnya kenapa bisa seperti itu?". Tanya Sinbi penasaran.

"Ayah Jungkook sudah memintaku untuk tidak dekat-dekat dengan Jungkook. Lagipula aku juga sadar jika aku sama sekali tidak pantas untuknya". Semuanya hanya saling berpandangan merasa iba dengan nasib Eunha. Cintanya yang berkembang harus dipaksa layu.

"Menurutku jika Jungkook berani menyatakan perasaannya padamu bukankah ia sudah memikirkan resikonya?". Kali ini Yerin ikut buka suara.

"Tapi setahuku Jungkook itu bukanlah orang yang peka dengan keadaan. Mungkin saja ia gegabah dengan menyatakan perasaannya pada Eunha tanpa mengetahui resikonya". Sinbi tentu tahu bagaimana sifat Jungkook dan ayahnya. Tidak mungkin juga ayah Jungkook semudah itu merestui hubungan keduanya, terlebih latar belakang keluarga Eunha yang sangat jauh berbeda dengan Jungkook.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku menyukainya tapi aku tidak memiliki keberanian untuk bersama dengannya". Keluh Eunha.

"Serahkan saja padaku". Kata Sinbi dengan percaya diri.

⚫⚫

"Jadi Eunha tidak menjawab kemarin itu karena perkataan appa-ku?". Sinbi memutuskan untuk mengajak Jungkook berbicara empat mata untuk membicarakan curhatan Eunha.

"Heumm... kau ini bodoh atau apa sih?! Menembak seseorang tapi tidak bisa memikirkan resiko kedepannya". Kata Sinbi sebal, Jungkook hanya bisa garuk-garuk kepala.

"Aku tidak bisa berfikir apa-apa, yang aku fikirkan hanya bisa memiliki Eunha saat itu juga". Jawab Jungkook mantap, baru kali ini Jungkook merasakan jatuh cinta pada seorang gadis. Selama ini ia menjalin hubungan dengan gadis tanpa cinta dan selalu karena bisnis.

Author Draft (JJK-JEB)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang