- - ⎯
Secara perlahan, Taehyung menurunkan Yerin di depan pintu. Sekuat tenaga ia menahan tawanya kala Yerin langsung berjongkok, menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Ia jadi tahu satu fakta lain lagi bahwa Yerin akan melakukan hal yang sama ketika rasa malunya sudah ada di pinggir jurang. Terbukti saat setelah Taehyung menciumnya waktu itu, 'kan?
Atau perlu bukti lagi?
Bukannya membuka pintu kemudian masuk ke dalam rumah, Taehyung malah ikut berjongkok menghadap Yerin. "Hei, Neng ...," ucapnya sembari memainkan jemari Yerin.
Dari balik sela jemarinya, Yerin bisa menangkap kilatan geli si Asdos. Ia jadi semakin malu karena kebiasaan sedari kecilnya ini.
"Mau nyampe kapan jongkok gini, Yerin?"
"Nyampe subuh."
Taehyung tersenyum. Ia berdiri, kemudian mengulurkan tangannya. "Ayok."
Pelan-pelan Yerin menurunkan kedua tangannya. Ia lalu mendongak, melihat tangan yang sudah terulur kepadanya. Setelah terdiam beberapa detik, ia pun menerima uluran tersebut.
Sebelah tangan Yerin sudah berada dalam genggaman Taehyung. Taehyung pun mulai berjalan untuk memasuki rumah. Namun, seketika langkahnya terhenti ketika baru saja ia menyentuh handle pintu, membuat Yerin bingung.
Taehyung memperhatikan Yerin yang berada di sampingnya. Mulai dari poni, dan rambutnya yang Yerin ambil sedikit dari setiap sisi kepalanya untuk ia hubungkan kebelakang lalu ia jepit.
Lalu, dress simple maroon yang Yerin kenakan, yang panjangnya menutupi lututnya, dan terdapat pita kecil di sisi pinggang kirinya. Kemudian sepatu flat yang senada dengan baju tapi sedikit lebih gelap.
Dan terakhir, Taehyung memperhatikan wajah Yerin. Mulai dari alis, mata, hidung, pipi, dan bibir. Tidak ada yang terlalu menonjol di sana, dan ia menyukainya. Khususnya bibir ceri Yerin yang terlihat lebih manis karena Yerin memolesi lipbalm di sana.
Tidak sadarkah kau, wahai Asdos? Perbuatanmu itu sudah membuat si objek penelitian ingin mengeluarkan sesuatu yang lebih dari sekedar asap. Wajah Yerin sudah amat sangat memerah.
Haruskah ia berjongkok lagi, Pemirsa?
"P-Pak."
Taehyung menatap lurus pada kedua bola mata bening itu, lalu tak lama ia bersuara. "Selalu cantik," ungkapnya, lalu membuka pintu dan berjalan masuk.
TATA, TOLONG SELAMATKAN JANTUNG MAJIKANMU INI!!! jerit Yerin dalam hati sembari menyebutkan nama ayam hijaunya itu sebanyak tiga kali, seolah si Tata adalah jin Aladdin yang bisa tiba-tiba saja berada di hadapannya kemudian mengabulkan permohonan sang majikan.
Namun, tak lama wajah Yerin kembali normal kala melihat ruangan yang ia pijaki. Tapi, bukannya ber-wow ria, ia malah menjadi gelisah, dan lebih merapat ke si Asdos.
Sampai ia pun tak sadar ketika ia melepaskan genggamannya, dan berpindah merangkul lengan si Asdos oleh kedua tangannya.
Taehyung menunduk sedikit, melirik sebelah lengannya yang dirangkul Yerin sebelum menatap wajah gadis itu. Ia menghentikan langkahnya. "Kenapa?"
"Takut," jawab Yerin menatap balik si Asdos dan masih tidak menyadari perbuatannya.
Taehyung mengangkat sebelah alisnya. "Takut apa?"
Yerin memperhatikan ruangan mewah itu, lalu kembali menatap si Asdos yang masih memperhatikannya. Ia kemudian berjinjit mengarahkan bibirnya pada telinga si Asdos, membuat sang Asdos harus sedikit membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanfictionJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...