31 ☽ Strawberry, Ice Cream, and Black Waffle

2.9K 450 139
                                    

Sedikit warning :>

- -- - --

Selama beberapa detik Yerin tidak bisa menolak apa yang dilakukan Asdosnya. Namun, ketika ia membutuhkan pasokan oksigen, dengan sisa tenaganya ia mendorong tubuh sang Asdos sampai ciuman tersebut terlepas.

Yerin menatap tajam pak Asdos dengan napas yang memburu. "Ja-Jangan... s-seenaknya!" Ia memejamkan matanya untuk menenangkan diri kemudian ia buka lagi. "Kita gak ada hubungan apa-apa jadi jangan seenaknya, Pak!"

Taehyung berdecak. "Gue gak butuh status sampah, asal lo tau." Ia tertawa singkat. "Pacar? Buat apa ngebuang-buang waktu ama hal begitu tapi belom tau jodoh mutlak kita siapa."

"Kalo gitu, jangan deket-deket gue lagi!" pinta Yerin, "bukannya secara gak langsung itu gak ada bedanya ma pacaran?"

Sebelah alis Taehyung terangkat. "Kan gue lagi nunggu jawaban lo, Rin. Lo lupa?" tanyanya sedikit sinis. "Gue punya rencana sendiri kalo lo nerima gue, atau kalo cinta gue kebales. Dan selama nunggu jawaban lo, masa gue harus jauh-jauh ama lo?" jelasnya, "gue juga butuh usaha buat yakinin lo."

Yerin terdiam. Ia selalu menyangka bahwa Asdosnya itu menunggu jawabannya untuk beliau jadikan pacar. Jika tidak ada ikatan seperti itu, apa hubungan akan berjalan lancar sampai ke jenjang pernikahan?

Karena jika dilihat dari kebiasaan orang-orang jaman sekarang, membuat status 'pacaran' juga berguna untuk mencegah sang pujaan hati direbut oleh orang lain.

Tapi, benar juga. Jika Tuhan berkehendak lain, status tersebut tidak ada gunanya. Karena kenyataannya bahwa yang namanya 'pacaran' diciptakan oleh manusia, bukan Tuhan. Jadi itu tidak akan memperngaruhi ketetapan Tuhan.

"Mikirin apa?"

Yerin tersadar dari lamunannya dan kembali fokus pada pria di sampingnya. Punggung tangannya menggosok bibirnya kasar guna menghilangkan bekas bibir si Asdos.

Dan hal itu tidak disukai Taehyung.

"Untuk sementara jangan deket-deket gue dulu, oke?" Yerin menatap balik sang Asdos dengan tatapan seriusnya. Tangannya berhasil menggapai ponsel yang berada di belakang sang Asdos.

"Gue mau pulang karna jam selanjutnya dosen gak ada," ungkapnya setelah memeriksa satu pesan dari Joy. "Zane pasti--"

Bukannya mendengarkan perkataan Yerin sampai selesai, Taehyung malah mendorong pundak Yerin sehingga gadis tersebut terbaring di atas sofa. Sekarang Taehyung berada di atas Yerin, menindihnya.

Masing-masing kedua tangannya berada pada telinga Yerin. Dan kedua kakinya menghimpit sebelah kaki Yerin.

Ponsel Yerin sudah tergeletak di lantai. Kenapa ponselnya itu selalu kena sial jika di dekat pak Asdos?

"T-Tae--"

"Gue gak akan berenti sebelum lo maafin gue." Tatapan Taehyung semakin dingin. "Dan juga... jangan pernah sebutin cowok yang jelas-jelas pernah nyakitin lo di hadapan gue. Ngerti?"

Setelahnya, Taehyung kembali mempertemukan bibirnya dengan bibir Yerin sebelum gadis itu membantah kalimatnya. Dilumatnya bibir manis itu dengan sedikit lebih kasar dari sebelumnya, membuat Yerin meronta dengan memukul-mukul punggung Taehyung.

Satu tangan Yerin berhasil Taehyung tahan di sisi kepala Yerin untuk mengurangi tindak kriminal Yerin. Lalu, ciuman Taehyung berpindah ke bawah, mengecupi rahang Yerin kemudian berlanjut pada leher Yerin.

Pria tersebut bebas melakukan sejauh mana yang ia mau, karena pintu sudah ia kunci tanpa sepengetahuan Yerin, membuatnya tidak perlu khawatir kepada siapa saja yang akan masuk ke ruangan dan memergoki aksi yang akan mencoreng namanya di kampus tersebut.

Asisten Dosen ↬ taerin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang