Tidak bahagia itu ketika liburan semester berakhir dengan sangat cepat seperti kereta express.
Yerin yang sebagai mahasiswi teladan sepanjang masa, hanya bisa pasrah menerima keputusan sang Rektor yang tidak memperpanjang liburan.
Syukur-syukur mereka masih menerima mahasiswi sepertinya. Ya, 'kan?
Sangat tidak tahu berterimakasih jika tiba-tiba saja dirinya mendatangi sang Atasan dan menodongkan pistol kepada beliau demi memperpanjang liburan.
"Pak, nyawa atau libur lagi?" Misalnya.
Yang ada, 'kan ... mampus.
Langkah kaki Yerin di sepanjang koridor kampus sangat berat. Hari senin di awal semester memang berat. Sepertinya ia membutuhkan pertolongan Dilan.
Hm? Masih zaman Dilan emangnya?
"Hei!"
Tepukan ringan pada bahu Yerin menyadarkannya dari kegelapan dunia kampus.
"Semangat, dong, Yer. Semester baru, lho, ini."
Yerin melirik malas kepada sahabat tulalitnya, Joy. Semester empat telah berakhir dan dengan terpaksa ia harus bangkit menyambut semester lima.
"Terus? Gue harus loncat dari lantai tiga ini demi menyambut semester lima?"
"Bagus, tuh."
Bego emang.
Joy itu, tingkat semangatnya melebihi tentara yang hendak pergi bertempur di medan perang. Senyum tiga--ralat--senyum lima jarinya yang 24 jam non-stop itu selalu membuatnya minta digranat.
"Ssttt ... Yer, ada gosip baru, lho."
Gosip baru di semester baru. Sangat pas. Itu memang makanan kesehariannya Yerin dan teman laknatnya.
Apalagi, menyangkut obrolan tidak jelas. Tidak jelas kebenarannya.
Ya, mereka adalah satu-satunya penggosip level 30 di kampus tersebut jika disamakan dengan bon cabe.
Tidak tanggung-tanggung, kadang mereka menambahkan sedikit bumbu asam manis yang selalu berakhir pahit pada si korban.
Pernah karena mereka terlalu melebihkan suatu berita, pihak TU memanggil mereka dan memberikan beberapa nasihat.
Yerin pun tidak menyangka bahwa pendapat linglung mereka itu selalu cepat tersebar dan menjadi sebuah fakta.
"Gosip apa?" tanyanya ceria sembari mendudukan pantatnya di salah satu kursi di kelas sana.
Joy mendekatkan kepalanya ke arah telinga Yerin.
Seperti agen FBI yang dengan hati-hati memberitahukan suatu rahasia kepada rekannya, ia berbisik kepada telinga kanan Yerin, "Lo masih inget Aiden Taehyung Anthony? Senior kita yang sekarang lagi lanjutin pendidikan S2-nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanfictionJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...