IM BACK!
.
.
.
Tapi ntar ngilang lagiii~
>///<
Langkah Taehyung menuju dapur terhenti kala melihat ibunya berdiri di luar, di halaman belakang rumah. Sudah beberapa hari ini Taehyung diam di rumah, meninggalkan apartemennya karena khawatir kepada kondisi sang Ibu.
Daniel, salah satu asistennya juga anak dari salah satu pembantu di rumahnya, memberitahukan Taehyung bahwa akhir-akhir ini sang Nyonya semakin banyak diam, senyumnya pun semakin memudar. Taehyung selalu berpikir, "Sebenarnya, ada apa dengan keluarga ini?"
--bukan! Lebih tepatnya, "Ada apa dengan kedua orang tuanya?"
Papahnya semakin giat bekerja. Namun sebenarnya, itu adalah hal yang wajar mengingat beliau adalah sosok pekerja keras bahkan dari sebelum orang tuanya disatukan.
Yang beda adalah sikap beliau.
Damien, adalah seorang pria yang sikapnya menurun kepada anak bungsunya. Artinya, sikap Taehyung yang sekarang itu ia dapat dari ayahnya. Ibunya selalu menceritakan hal tersebut pada Taehyung.
Malah bukan hanya sikap, wajahnya pun terlihat mirip. Tidak heran jika dulu saat Taehyung masih SMA, teman-temannya selalu mengira bahwa Damien adalah kakak Taehyung.
Kembali pada soal sikap Damien yang berbeda. Ia yang sekarang berbeda 180 derajat dengan yang dulu. Terkhususnya pada Ella, istrinya.
Mudah marah, mengabaikan, bahkan pernah satu kali menampar Ella yang hal ini tidak pernah diketahui oleh Taehyung.
Entah apa alasannya, yang pasti itu terlalu mengguncang batin sang istri.
"Mah?" Taehyung memutuskan menghampiri ibunya, menyampirkan selimut tipis--yang sebelumnya ia bawa dari salah satu kamar--kepada sang ibu.
Ella sedikit tersentak akan kedatangan anak bungsunya yang menghentikan lamunannya. Ella mendongak ke samping dan tersenyum selembut mungkin. "Masih banyak kerjaan, ya, Tae?" Ia bisa melihat jelas raut wajah lelah si bungsu.
Taehyung mengangguk singkat kemudian mendongak, memperhatikan langit gelap yang entah kenapa terlihat menenangkan. Sebelah tangannya merangkul pundak sang Ibu, membuat yang dirangkul menoleh kepadanya dan tersenyum lagi.
"Mamah jangan sedih, ada Taehyung."
Ucapan anak bungsunya itu membuat Ella tekikik geli. Benar-benar seperti Damien anaknya ini. Damien yang dulu tentunya.
Taehyung mendengus. "Mamah kalo diginiin ketawa mulu. Heran."
Ella terkekeh. "Kamu pasti dicap playboy ya di kampus? Doyan banget ngegombal padahal muka dingin gitu kayak es lilin."
Bibir Taehyung sedikit mengerucut. "Gombal gimana? Ngelirik aja males."
Kedua mata Ella memicing tajam. "Hmmm... pengecualian buat yang namanya Yerin itu, 'kan?" tanyanya dengan nada menggoda.
Dan Taehyung malah diam tersenyum sampai ia mengaduh sakit karena ibunya menyikut salah satu sisi perutnya. "Kok disikut, sih, Mah?"
"Biar warasnya balik," jawab Ella enteng. "Senyum-senyum sendiri gitu gak bagi-bagi."
Kemudian Ella tersenyum. Memang, yang saat ini bisa membuat hatinya membaik adalah anak bungsunya ini. Anak pertamanya, Ara, sudah berkeluarga sehingga terpisah dengannya. Itulah risiko mempunyai anak perempuan, rentan ditinggalkan karena dibawa suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanfictionJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...