Hentakan beruntun terdengar dari sepasang kaki milik Yerin.
Ia kesal sekaligus lega karena Asdosnya itu memperbaiki ucapan ambigunya meskipun di detik-detik terakhir perkuliahan.
Meskipun begitu, ia sempat saja mendengar gosip-gosip ala ibu-ibu komplek dari para penghuni kelas tersebut. Panas dan gatal bersamaan datang pada telinganya.
Sekarang, ia dan Joy sudah berada di kantin.
Fyi, kantin tersebut memiliki meja berbentuk persegi panjang, dengan bangku yang juga berukuran panjang yang kakinya menyatu dengan meja tersebut.
Matkul selanjutnya akan berlangsung nanti siang sekitar jam satu. Dan mereka memilih untuk mengisi perut yang sudah berteriak minta dimanja sebelum kembali ke kosan.
Gila! Asdos mereka itu memang tidak bisa di nego sekedar untuk menggeser kembali jadwal mereka sedikit lebih siang. Jadi, mereka tidak perlu bulak-balik pergi ngampus seperti Maba yang semangat kuliah meskipun tidak ada jadwal kuliah. Terlalu rajin.
Setelah mengantri membeli bakso dengan porsi dua kali lipat, Yerin mengambil tempat duduk menghadap pintu. Ia melihat Nola bersama antek-anteknya yang baru memasuki area kantin.
Uuu ... bak artis sinetron Indosiar, rambut mereka mengapung-apung ala bendera susu kental manis Frisian Frog.
Yerin tidak ingin lagi memedulikan si pelakor tersebut sampai ia mendapatkan satu tendangan di mejanya yang mengagetkannya, dan membuat satu buah bakso kecil yang akan ia lahap jatuh ke lantai.
Matanya melotot sempurna kepada si tersangka. "Heh!!! Bawang goreng!!!"
Nola hanya tersenyum mengejek, lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju meja kosong.
Yerin berdecih. Ia melihat iba bakso imutnya yang sudah tergeletak pasrah di lantai.
Pasti baksonya itu sedang menangis karena tidak jadi memanjakan perutnya.
"Tu nenek lemper minta ikut dimakan juga gitu, ya?" Joy menatap sinis manusia di belakang Yerin yang sudah berjalan menjauhi mereka.
Yerin mengangguk, menyendokkan lagi bakso yang lain. "Gue makin laper liat tu lemper. Rasanya pengen motong, terus goreng, terus bakar, terus bejek-bejek, terus gue makan," ucapnya sebelum memakan bakso tersebut dengan sedikit emosi.
"Sisanya, gue kasih ke ayam imut gue dan ikan cupang gue," lanjutnya setelah menelan kunyahan bakso tersebut.
Joy tertawa mendengar penuturan sahabatnya yang menggebu-gebu itu.
Ia mengerti bagaimana tingkat kekesalan seorang Yerin kepada Nola. Karena, ia menjadi saksi atas kelicikan seorang Nola untuk merebut paksa pria yang Yerin cintai.
Cintai? Itu dulu, ya. Sekarang? Big NO!
Tawa Joy langsung terhenti kala ada seorang laki-laki yang tiba-tiba duduk di sebelah Yerin. Tapi, sahabatnya itu malah anteng makan bakso sampai tidak menyadari manusia yang seharusnya ia musnahkan dari muka bumi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanfictionJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...