"Cewek yang baca ini di malem minggu, jodohnya Jeje." -Jaeimin
"Cowok yang baca ini di malem Minggu, jodohnya Lu--" -Luna
"Nggak!" -Jaemin
("-_-) -Luna
--- - - -- -
Hari terakhir di rumah, Yerin mengiyakan ajakan kak Niko dan Jaemin untuk pergi jalan-jalan di mal. Hari Sabtu, malam Minggu, Yerin berpikir lebih baik ia menghabiskan waktunya dengan kakak dan adik karpetnya ini dari pada baca komik sendirian di kamar seperti jomblo ernes yang kurang asupan nutrisari.
Besok hari Minggu, dan ia akan kembali ke kosan untuk bisa masuk perkuliahan di hari Seninnya. Selama masa penyembuhan kemarin, ia tak hentinya berdo'a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk tidak membuat Asdosnya pergi menjenguknya ke rumah.
Do'anya pun terkabul, sang Asdos tidak punya waktu luang untuk pergi ke rumah Yerin karena banyaknya pekerjaan. Mampus, pikirnya berulang kali sembari bersyukur.
"Kak Rin, Jeje pengen sepatu." Jaemin mulai bersuara ketika mereka sudah melewati beberapa toko sepatu.
"Kayaknya lo salah alamat, deh, Je." Yerin mendelik kesal. "Mintanya ke yang udah kerja, dong."
Jaemin memutar topinya sehingga posisinya terbalik, kemudian merangkul sang kakak yang sedikit lebih pendek darinya. "Kan kak Rinnie cantik, pengurus ayam warna-warni paling sempurna di dunia."
"Apaan?!"
"Hush! Pergi!" Niko melepaskan rangkulan Jaemin secara paksa, dan diganti dengan tangannya.
Dan Yerin, ia merasa bangga tengah diperebutkan oleh dua orang pria di kedua sisinya, terlihat tidak sedang menjomblo. Untung ganteng ni dua makhluk, pikirnya.
Saat mereka tengah melihat-lihat pakaian yang dipajang di luar salah satu toko, Jaemin dengan tak sabarannya terus menyikut lengan Yerin. Yerin menatap Jaemin tajam dan adiknya itu malah mendekatkan mulutnya pada terlinganya kemudian berbisik, "Kak Rin, ada selingkuhan kak Rin. Tapi--"
Belum sempat Jaemin menyelesaikan ucapannya, sang kakak malah langsung memalingkan muka tepat ke arah yang Jaemin maksud.
Kedua bola mata Yerin melotot terkejut mendapatkan keberadaan pria yang belum ingin ia temui tepat beberapa langkah di sampingnya. Namun, rautnya berubah datar setelah melihat sebelah lengan beliau tengah dirangkul oleh seorang gadis.
"Rin?" Taehyung pun sama terkejutnya, tak menyangka bahwa ia bisa bertemu dengan gadis yang sebenarnya ia rindukan. Tapi, kenapa selalu tidak di waktu yang tepat? Yang ketika ia tengah sendiri tanpa menemani Nola yang sebelumnya memaksanya untuk jalan-jalan ke mall yang sudah lama ingin gadis itu kunjungi.
"Nola?" Suara berat lain pun ikut keluar, dari samping Yerin.
Ternyata, selain Yerin dan Taehyung, ada satu pasangan lagi yang ikut terkejut dengan pertemuan tersebut. Niko... dan Nola. Malahan, satu pasangan ini yang malah terlihat sangat tidak percaya akan pertemuan tersebut.
Rangkulan Nola pada lengan Taehyung semakin mengerat, tangannya juga terlihat gemetar. Ia benar-banar mati kutu, melihat pria di hadapannya yang tak lama mulai menyeringai di balik topinya.
Nola tak bisa berpaling dari kedua mata tajam itu, sampai ia melihat mulut Niko bergerak tengah mengucapkan sesuatu tanpa bersuara agar tidak didengar yang lain, dan hanya untuk Nola seorang.
Saat itulah, Nola melepaskan rangkulannya pada Taehyung kemudian berbalik dan langsung berlari berusaha menghindari lagi masalah terbesarnya. Ya, pria itu adalah orang yang paling tidak ingin Nola temui. Sangat tidak ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanfictionJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...