-- - ---
Di sinilah Yerin sekarang, di ruangan tercintanya yang bernuansa pink pastel.
Setelah makan dan meminum obat penurun panas, ia langsung beristirahat, merebahkan diri di atas kasur yang terselimuti seprai pink bergambar kartun anak ayam. Ia jadi mengingat Tata yang tidak ia bawa pulang, sehingga ia pun merasa kesepian.
Hidup tanpa suara anak ayam itu bagaikan tidur tanpa selimut. Dingin, dan nantinya kena gigitan nyamuk.
Tok tok tok
"Kak Rinnie, Jeje masuk, yaa!"
Tanpa disahut pun, Yerin tahu bahwa si Jengkol itu akan tetap masuk. Ia tidak mengerti, kenapa bisa seorang makhluk anjay seperti adiknya itu bisa lahir ke dunia, tidak langsung saja ke alam baka. Yerin benar-benar tidak habis pikir, sehingga ia pun tidak menghabiskan pikirannya bahwa ia sama saja dengan si Adik.
Yerin melirik malas Jaemin yang tengah menyengir alay kepadanya. "Apa, Jengkol?"
"Panasnya udah turun?" Jaemin bertanya dengan cengiran yang masih terpampang di wajah cerahnya, seperti bahagia mendapati sang Kakak yang tengah terkapar bak ikan yang akan dipanggang.
Yerin mengedikkan kedua bahu. "Bahagia banget ya Je liat Kakak tercakepmu begini?"
Jaemin malah tertawa singkat kemudian merebahkan dirinya di samping sang Kakak. Ia ikut menatap langit-langit kamar dengan kedua tangan bertumpu di atas dada.
Seperti mayat, rasanya Yerin ingin menguburkannya.
"Sebenernya, Kak, Jeje penasaran ma satu hal." Setelah beberapa detik, Jaemin bersuara.
"Tentang?" tanya Yerin.
"Selingkuhan Kakak yang waktu itu tidur ma Kakak," jawab Jaemin dengan menekan kata tidur.
Dahi Yerin mengerut dalam. "Selingkuhan? Tidur? Apa sih, Je?" Ia menghela napasnya lelah.
Jaemin mengubah posisinya menjadi miring ke kanan dengan sebelah tangannya yang ia tekuk menjadi bantal. "Itu lho Kak yang waktu Jeje ke sana, terus Jeje mergokin Kakak abis tidur ma selingkuhan Kakak," jelasnya enteng, merasa 101% benar dengan kesimpulannya.
Yerin terdiam sebentar, mengingat tentang hari di mana ia tidur dengan selingkuhan. Wtf?! Dia tidak pernah tidur apalagi dengan selingkuhan, pacar saja tidak punya.
Oh, Yerin mengingatnya. Ia pun langsung melempar boneka beruang kutubnya pada si Adik.
"Ih, Kak, sakit! Idung itemnya kena idung Jeje," rengeknya sembari mengusapi hidung imutnya.
"Bodo." Yerin memeluk erat bonekanya. "Itu bukan selingkuhan gue, Je. Dia Asdos di matkul salah satu dosen gue. Kita juga gak tidur seperti tidur yang otak laknat lo bayangin." Ia mendelik kesal.
"Oooohh." Jaemin mengangguk. "Tapi, Kakak kayak lagi maen di belakang. Masa bawa cowok lain ke kosan. Nginep lagi. Kasian kak Zane—Aww! Kak!!!"
Yerin tidak bisa menahan diri untuk tidak lagi melempar bonekanya ke sang Adik. Alhasil, hidung beruang yang keras itu mengenai kening Jaemin.
"Rem dulu tu mulut. Gue udah putus ma Zane."
"Ha?!"
"Kagetnya gak usah alaaayyy." Yerin mengapit hidung Jaemin dengan dua jarinya, kemudian melepaskannya.
Jaemin menggerutu kesal karena perbuatan sang Kakak yang membuatnya mangap-mangap seperti ikan. "Jadi, Kakak putus karna Kakak ketauan selingkuh ma Asdos itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanfictionJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...