Btw, kalian apa kabar?
-------
Dua orang itu sudah sempurna menghadap Taehyung dan Yerin. Mereka tak kalah terkejut, melihat salah satu keluarga mereka berada di sana, memergoki mereka.
Damien pun tak sadar, selama ia masih mencerna semuanya, putranya itu sudah berjalan cepat ke arahnya, kemudian menarik kerahnya dan—bugh! Satu pukulan keras mengenai wajah Damien, sampai membuatnya jatuh tersungkur dan meringis sakit.
Beberapa orang di sana berteriak histeris ketika pukulan itu lolos. Petugas keamanan dan beberapa orang asing lain langsung menahan Taehyung ketika pria tersebut hendak meluncurkan serangan ke-duanya.
Sedangkan Yerin, ia di sana terdiam kaku, memperhatikan bundanya yang malah menghampiri ayah pak Asdos untuk mengkhawatirkannya. Yerin semakin sedih, ketika bundanya langsung memalingkan muka ketika tak sengaja pandangan mereka bertemu.
Yerin ingin menghampiri.
Yerin ingin meminta penjelasan.
"Lepasin!" Taehyung berontak, melepaskan dirinya dari cekalan orang-orang. Ia menatap penuh kebencian kepada sang ayah, mengangkat telunjuk kepadanya. "Lo ... jangan berani lagi nampakin diri di depan Mamah, sialan!" desisnya tajam.
Damien hanya menatap sinis Taehyung, ia sudah bangkit berdiri dengan sakit pada tulang pipinya. Tatapannya pun beralih pada gadis yang tak jauh ada di belakang putranya, yang tengah menatap wanita di sampingnya dengan raut sedih.
"Va, dia—"
Eva mengangguk pelan dengan kepala menunduk. "Iya, Mas. Dia Yerin, anakku."
Sudah Damien duga sebelumnya, bahwa gadis yang pernah Taehyung bawa ke rumahnya waktu itu adalah putri Eva. Hanya melihat dari senyuman dan tawanya pun, Damien sudah bisa menebaknya.
Makanya, ketika Taehyung membawa gadis yang mirip dengan Eva, Damien sangat tidak nyaman, merasa keberadaan gadis itu adalah ancaman baginya. Itulah kenapa ia tidak menyukai Yerin—selain karena gadis itu pandai berbicara.
Eva merangkul erat lengan Damien. "Mas, ini gimana?"
Damien menunduk, melihat wajah gelisah Eva. Ia melepaskan rangkulan wanita itu lalu berbalik merangkul pundaknya. "Serahin aja ama Mas," jawabnya meyakini.
Dan adegan itu membuat Taehyung semakin berniat untuk menghabisi ayah sialannya. Bisa-bisanya beliau bersikap manis pada wanita lain, sedangkan istrinya selalu memikirkan kepulangannya di rumah.
Taehyung benar-benar ingin memukulnya lagi, tapi orang-orang sudah mewaspadainya.
Ia berdecak kesal, melirik Yerin yang menatap kosong pada pasangan sialan itu. Dia berdecak lagi, menghampiri Yerin lalu menariknya paksa untuk keluar dari bangunan tersebut.
Eva menatap sedih kepergian putrinya, menatap juga punggung tegap yang menjauh darinya bersama Yerin. Ia mengingat bagaimana tak tahu dirinya ia yang kagum dengan wajah Taehyung yang begitu mirip dengan Damien ketika lelaki itu berkunjung ke rumah untuk menjemput Yerin.
Bukannya risih, tapi Eva malah senang berdekatan dengan Taehyung, seperti tengah berhadapan dengan Damien versi muda.
Sungguh menyebalkan, bukan?
Dan di lain sisi, Yerin terkejut dengan tarikan itu, langkahnya pun sedikit terseok karena langkah sang Asdos yang begitu cepat juga lebar. Belum lagi ia meringis sakit karena cengkraman beliau pada pergelangannya, seakan Asdosnya itu tengah melampiaskan amarahnya pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanfictionJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...