30 ☽ Hmmm...

2.6K 467 137
                                    

Seperti biasa, yang baca di malem minggu brrti jomblooo

Seperti biasa, yang baca di malem minggu brrti jomblooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- --- - --

Sepanjang perjalanan menuju ruangan pak David, jantung Yerin tidak bisa berdetak dengan normal. Orang yang melihatnya akan menganggap bahwa Yerin baik-baik saja karena ketenangannya. Padahal, sebaliknya. Hatinya tengah campur aduk.

Langkahnya pun sengaja ia pelankan, berharap sang Asdos akan menunda pertemuannya karena keleletannya ini. Tapi, sepertinya harapannya itu tidak akan terwujud menyadari bahwa Asdosnya itu berani mengajaknya berbicara empat mata di ruangan beliau.

Pasti jam mengajar selanjutnya kosong. Begitu pun dengan jadwal perkuliahan Yerin, dimulai lagi nanti sore.

Yerin sudah berdiri tegak di hadapan pintu ruangan. Ia masih ragu, belum menginginkan pertemuan empat mata dengan sang Asdos. Ia menyentuh dadanya, menghirup udara secara perlahan, lalu menghembuskannya secara perlahan juga. Berulang kali seperti itu.

Ini membaik, pikirnya.

Setelah ia berjanji kepada dirinya yang asli bahwa ia tidak akan melakukan hal yang konyol, ia pun mulai mengetuk pintu sampai terdengar suara berat yang menyuruhnya masuk.

Perlahan tangannya membuka pintu. Ia mendapati sang Asdos yang tengah fokus pada laptopnya. Hal itu berhasil membuat Yerin meneguk ludahnya paksa.

Tenang, Yerin. Tenang. Ini demi Tata, batinnya yang membuat Tata di lain tempat merasa merinding.

"Tunggu di sana," tunjuk Taehyung pada tiga sofa yang melingkar mengelilingi satu meja.

Yerin yang hendak duduk di kursi seberang pak Asdos pun mengangguk singkat dan mengikuti apa yang beliau katakan. Sebenarnya ia mempunyai firasat buruk tentang ini. Entahlah, hanya saja hawanya terlalu mencekam, seperti ia yang akan dihadapi persidangan dan ia sebagai tersangka utama.

Apa ia harus kembali bersikap ceria untuk mencairkan suasana? Jelas itu bukan pilihan yang tepat karena ia tidak ingin kebablasan menerima semua perlakuan Asdosnya.

Dalam keadaan yang 'tidak baik-baik saja', Yerin harus tetap tenang, agar logika dan hati bisa bekerja sama. Itulah maksud dari dirinya yang akan seperti sekarang ini jika menghadapi masalah.

Sedangkan di sisi lain, Taehyung sesekali memperhatikan Yerin, kemudian menghembuskan napas pasrah melihat Yerin yang hanya duduk menunduk sembari memainkan kuku tangannya. Benar saja soal gadis itu yang menjadi pendiam, bahkan tidak menyentuh satu toples pun di hadapannya.

Taehyung kesal. Biasanya kecerewatan Yerin mampu mengalahkan bisingnya anak ayamnya. Dan ini, bisunya Yerin mampu mengalahkan sunyinya pemakaman. Jika dibiarkan, Taehyung yakin bahwa ia tidak akan pernah tidur dengan nyenyak karena dihantui bayang-bayang sikap Yerin yang sekarang.

Taehyung berjalan ke arah printer untuk menyalakan benda tersebut. Lalu, ia kembali ke mejanya kemudian menekan Ctrl+P pada keyboard dan mengatur beberapa hal. Setelahnya, kursornya ia arahkan pada kata 'print' dan bunyi printer pun memenuhi ruangan sunyi tersebut.

Asisten Dosen ↬ taerin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang