---- - - -
Masih bisa terhitung jari seberapa lama hubungan Yerin dengan Asdosnya berjalan. Hubungan mereka masih muda, dan hubungan mereka masih harmonis seperti kayu manis.
Hampir semua penghuni fakultas di sana pun mengetahui hubungan keduanya. Ada yang iri, ada yang kesal, ada yang ikut bahagia, ada yang ikut sedih, sampai ada yang ikut menyepi di gunung rinjani.
Mereka hanya terkejut dengan berita tersebut, tiba-tiba saja mendapat kabar bahwa pangeran Cinderella mereka sudah menjalin hubungan dengan salah satu muridnya.
Ya, memang, mereka sempat memperhatikan kedekatan pasangan tersebut. Tapi, kenapa mereka mendapat kabar setengah bahagia dan setengah tidak rela itu bersamaan dengan gosip seputar kedekatan antara keduanya yang semakin merenggang?
"Heh, dari kapan, sih, mereka jadian?"
"Zane ama Nola patah tulang, dong."
"Mereka cocok, sih. Tapi, gue masih gak terima."
"Apa jangan-jangan mereka udah merit?"
"Ha? Parit?"
"Kayaknya udah punya anak juga."
"Cewek apa cowok, ya, anaknya?"
"Kalo cowok cakep kayak pak Tae, ya."
"Ih, pengen liat. Gak dapet bokapnya, anaknya aja boleh, deh."
"Kalo cewek juga ngegemesin pastinya kayak Yerin."
"Gue nikahin tu cewek ma adek gue, biar ikut jadi keluarga mereka."
"Eh tapi, gimana kalo ternyata mereka udah punya cucu?!"
"Ha?"
"TIDAAAAKK!!!"
Tidak-nya telat, bego!, dengus Yerin dalam hati.
Ia berpikir, kenapa mereka yang katanya tidak rela, bisa memikirkan hubungannya dengan pak Asdos sampai ke anak cucu?
Sudahlah~
Hari Kamis jam dua siang ini, Yerin menghabiskan sisa harinya di apartemen sang Asdos setelah lelah dengan rentetan pertanyaan tanpa ujung dari teman-temannya di kampus soal hubungannya dengan pria tampan pujaan Tata BT22.
Meskipun penghuninya belum pulang karena masih ada jadwal mengajar, Yerin diperbolehkan untuk keluar masuk sepuasnya mengingat ia yang mengetahui password kamar sang kekasih. Cieee kekasih, godanya pada dirinya sendiri.
Sudah beberapa jam ia anteng memainkan game kesayangannya, sampai ada sebuah panggilan masuk dari-
Zane is calling...
Yup, mantan. Yerin pun menerima panggilan tersebut, berharap ada sesuatu yang bisa ia manfaatkan dari pria itu. Hehe, maafkan gadis sableng ini, ya Lord!
"Halo?"
"Mmm, hai." Seseorang di seberang sana menyahut rendah.
Yerin mengerjap, merasa ada yang berbeda dengan Zane. "Kenapa, Zane?"
"Lo lagi apa?"
"Lagi maen game." Yerin yang tadinya duduk menyandar pada kepala ranjang, perlahan menurunkan badan ke samping, berbaring lalu mengangkat kedua kakinya tinggi-tinggi pada tembok. "Tadinya," tambahnya.
"Gue ganggu, ya?"
"Hm? Nggak, kok. Tenang aja, hehe."
"Mmmm ...." Zane mengangguk tanpa sepengatahuan Yerin, terdiam sejenak sebelum kembali bersuara, "Rin, gue mau nanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanficJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...