- --- -- -
Hari ini Yerin masuk kuliah. Ia tidak ingin lagi tertinggal perkuliahan karena tak lama Ujian Semester akan diadakan. Meskipun masalah yang sekarang ia hadapi terlalu menguras pikiran, ia tetap tidak boleh menjadikannya alasan untuk mengurangi absen kehadirannya di kampus.
Tapi ternyata itu tidak semudah yang dipikirkan. Ia masuk di hari di mana sang Asdos mempunyai jadwal mengajar di kelasnya. Rasanya, ia ingin absen lagi.
Terutama melihat gelagat beliau yang sangat tenang ketika menjelaskan materi. Fokus pria itu seperti biasa bisa terbagi ke semua penghuni kelas—termasuk dirinya. Dan Yerin selalu menahan napas ketika hal itu terjadi.
Sedangkan Yerin sendiri dibuat susah untuk membagi fokus. Antara white board, sang Asdos, atau kalung yang masih setia mengalung pada leher beliau.
Ya, Yerin selalu tak sengaja menatap lama benda tersebut. Benda yang hanya terlihat setengahnya saja karena terhalang oleh kemeja beliau yang kancing paling atasnya terbuka.
Bahkan, ia sendiri sudah hampir melupakan keberadaannya.
Cincin yang menjadi pasangan benda yang tergantung pada kalung itu masih tersimpan sempurna di laci meja indekos. Yerin sudah tidak memakainya lagi sejak di mana ia melihat Nola mencium beliau waktu itu.
Dan Yerin jadi mengingatnya kembali bahwa ia selalu melihat sepintas kalung itu yang tak pernah lepas dari pria tersebut. Apakah Yerin salah jika ia sedikit merasa bersalah sekarang?
Namun, yang membuatnya risih adalah, Kenapa pak Asdos masih memakai benda tersebut ketika beliau sudah memutuskan hubungan dengan pemilik pasangan benda itu?
"Sudah sampai sini, ya. Lusa saya kasih kalian tugas lewat ketua kelas buat dikumpulin besoknya."
Semua penghuni kelas pun langsung mendesah protes ketika Asdos mereka mengakhiri perkuliahan namun diakhiri dengan tuntutan tugas yang ... mana mungkin selesai dalam satu hari?!
Taehyung hanya tersenyum kecil. Ia pun membereskan perlengkapannya kemudian pamit kepada semua penghuni kelas tersebut, lalu keluar.
Sepintas, ia melihat seorang gadis yang menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya, tidak berani lagi memperhatikannya.
Helaan napas berat keluar darinya setelah pintu kelas tertutup. Apa yang ia harapkan lagi dari Yerin? Karena sudah tentu jelas bahwa semuanya tidak bisa kembali.
Mengingat lagi bagaimana tadi pagi ketika ia melihat Yerin bersama Zane, itu sudah cukup membuatnya kesal setengah mati. Untungnya, Taehyung cepat sadar setelah kakinya sudah melangkah sekali dan berniat menarik Yerin menjauhi pria tersebut.
Sudah bersiap untuk pulang, Taehyung mulai berjalan ke arah mobilnya yang terparkir di kawasan gedung fakultas Sains. Ia ingin cepat kembali ke rumah sakit untuk melihat senyum sang mamah yang akhir-akhir ini sering ia lihat.
Itu sangat membantu meringankan beban pikirannya.
Namun, baru saja ia membuka pintu mobil, seseorang dari belakangnya menutup kembali pintu tersebut dengan kasar. Saat ia berbalik dan hendak memaki, ia sudah dikejutkan hal lain, yaitu pukulan keras yang langsung membuatnya jatuh tersungkur dan merobek satu sudut bibirnya.
Semua orang yang tak sengaja menyaksikannya pun terkejut akan apa yang terjadi pada pria yang mereka kenal itu. Sebagian dari mereka yang adalah perempuan berteriak histeris kala si pemukul kembali melancarkan aksinya, dengan menarik kerah sang lawan untuk dipaksa berdiri lalu kembali memberikan satu serangan.
Taehyung mendongak, menatap dengan penuh keterkejutan seorang pria yang berdiri menjulang di hadapannya dengan aura penuh kebencian.
"Apa, hah? Lo gak terima gue mukul lo setelah lo sakitin adek gue?" Ialah Niko, yang berhasil menemukan sosok manusia untuk ia jadikan samsak. "Bangun lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Dosen ↬ taerin | END
FanfictionJika sahabat kampretnya tidak sableng, mungkin Yerin tidak akan sedekat ini dengan sang Asdos. Jika wanita itu setia setiap saat kayak rexona, mungkin Taehyung tidak akan berani menatap gemas Yerin jika bertemu. Ini bukan tentang masa lalu pak Asdos...