8 ☽ Kesempurnaan Rasa

3.2K 540 17
                                    

"Berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berada ... di pelukanmu ... menyadarkanku ... apa artinya kenyamanan, kesempurnaan, cinta ...."

"Teehh kotaakkk," sambung Yerin melanjutkan nyanyian Joy.

Pletak

"Ampun."

"Ngerusak, lo, ah."

"Lha emang gitu, 'kan, iklannya?" bela Yerin melanjutkan membaca komik online Horimiya chapter 91 yang baru diupdate beberapa minggu kemarin.

Entah karena terlalu semangat atau apa, siang ini mereka berdua sudah duduk manis di bangku kuliahan, setengah jam sebelum perkuliahan dimulai.

Yerin damai dengan komik favoritnya, dan Joy damai dengan earphone pink kesayangannya.

"Tapi gue gak lagi ngiklan, Rin."

"Oh iya, mangap deh."

"Maap, ya Lord," koreksi Joy gemas.

"Iya iyaa, maap."

"Oke, gue mangapin."

Apasih Joy ini?

Yerin mendelik kesal. "Kelebihan teh kotak, ya, lo?"

"Bukan," sanggah Joy sembari menggeser layar ponsel, memilih lagu yang akan ia putar selanjutnya. "Kelebihan teh poci gue."

"Pantess ...," sahut Yerin menggeleng pelan.

"Pantes apa?" tanya Joy pura-pura menanggapi.

Yerin menggulir layar ponselnya. "Pantes kek pak Haji."

Joy loading beberapa detik, sampai ia melempar cangkang kwaci kearah Yerin. "Itu peci, Non ... bukan poci. Hihh ...."

Dan Yerin hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli.

"Yerin." Tiba-tiba saja salah satu teman kelasnya masuk dan memanggilnya.

Yerin menoleh dan menaikan kedua alis, seolah berkata, 'ada apa?'.

"Pak Axel nyariin lo," ucap mahasiswi tersebut.

Dahi Yerin mengerut. Tentu saja ia bingung. Ini sudah semester lima, dan ada perlu apa dosen semester satu-nya itu memanggilnya?

"Kok nyariin gue?" tanya Yerin memperhatikan mahasiswi tersebut yang sudah duduk di bangku paling depan.

Sedangkan Yerin dan Joy tentu memilih bangku yang paling belakang, mojok tentu saja. Kalo ngantuk kan enak, itulah isi pikiran mereka.

"I don't know," jawab asal mahasiswi tersebut. "Cepetan samperin, gih. Beliau di depan kelas. Nanti dikiranya gak sopan lho, Yer."

"Hah?! Depan kelas? Niat banget. Kenapa, ya?" Yerin khawatir.

Menurutnya, dia tidak pernah ada masalah dengan matkul pak Axel. Malahan, nilainya itu bisa dibilang sempurna, tidak jelek sejelek sahabatnya. Oke, Yerin, jangan jadi sahabat laknat berikutnya.

Asisten Dosen ↬ taerin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang