1. Kenalan.

4.6K 134 7
                                    

*semua didalam cerita ini hanyalah fiksi untuk hiburan.*

****

"Wooaahhhhhh," akhirnya gue bangun dari tidur lelap gue. Gue merasa, semalam adalah malam yang panjang.

Gue melirik jam dinding.

06:09

"MAMPUS GUE!" teriak gue. Gue langsung beranjak dari kasur, mengambil handuk, mandi alakadarnya, memakai seragam tak rapih, mengambil tas, sepatu, lalu berangkat.

Sesampainya dilantai bawah, gue ketemu nyokap bokap gue. "Eh, adek. Tumben siang?" tanya bokap gue yang lagi baca koran.

"Ma, pa, Devano duluan ya. Gak usah makan, udah siang." pamit gue sambil mencium tangan nyokap dan bokap gue.

"Loh, dek? Tumben," ternyata bokap gue terheran heran.

"Udah telat pa, adek duluan yaaa!" teriak gue dari arah pintu.

Gue langsung naik ke atas motor gue, nyalain mesin, langsung cabut ke sekolah.

****

Setibanya gue disekolah, gue sempet bingung. Kok banyak anak SMP? Emang ada bazar apaan?

"Woi, lo ngapain disini?" tanya seseorang yang suaranya gua inget betul.

"Eh bang Aldi. Ya mau sekolah, lah," jawab gue santai. "Tapi, kok banyak anak SMP bang? Emang ada bazar? Ada tanding futsal?" tanya gue masih tetap santai.

Aldi, kakak kelas gue yang beda setahun, tapi gue perlakuan seperti teman sebaya. Tapi, dia tetep santai walau gue kadang kurang ajar. Biar tetap sopan, gue manggil dia pake "Bang".

Setelah gue tanya, bang Aldi malah ketawa terbaik-bahak. "Lah, lo kenapa bang? Gue nanya juga."

"Lo pikun atau begimana, sih?" tanya dia. Dia menepuk satu pundak gue. "Hari ini, hari pertama MOS SMA. Sekarang lo kelas 11," jawab Bang Aldi.

"Iya kah? Kok gue lupa,"

"Apa sih yang lo inget, Devano Danendra?"

"Tidur,"

Tiba-tiba kepala gue ditoyor sama Bang Aldi. "Lo mah tidur mulu."

Gue cuman cengengesan. "Yaudah gue mau parkir dulu,"

***

Bel istirahat sudah terdengar. Namun, seluruh siswa/i peserta MOS masih setia berkumpul di lapangan.

Gue dan bang Aldi sedang melihat kebawah. Ya, itung-itung nyari inceran adek kelas cantik untuk di gebet.

"Dev, gue udah dapet empat inceran," ucap bang Aldi. Gue cuman diam, karena gue masih belum tertarik dengan siswi peserta MOS tahun ini. Hati gue masih terikat pada sosok wanita disebrang sana, yang entah masih memikirkan gue atau bahkan sudah tak mengenal gue.

"Yang pertama itu tuh, yang lagi di ajak ngobrol ama Bryan," bang Aldi mulai mengenalkan 'incaran' yang tadi dia sebutkan. "Nah yang kedua, itu tuh yang lagi kipas-kipas. Manisnya kelewatan bro!" ujar bang Aldi penuh semangat.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang