25. Salah Paham.

1.1K 66 37
                                    

***

"Aku dateng kesini buat kasih kamu surprise, malah aku yang dapet surprise. Dan anehnya, aku dapet surprise sakit hati."

Devano mematung mendengar Naura mengatakan itu. Ia memandangi Naura yang terus memangis sambil bersandar pada bahu Nashwa.

"Dev, gue kecewa sama lo." tiba-tiba Mora membuka suara. "Gue percayain temen gue, sahabat gue, biar hatinya lo jaga. Tapi apa? Dia izinin lo kesini, tapi lo gak pake kepercayaan itu. Brengsek lo!"

Devano tak menghiraukan celotehan Mora. Ia masih menatap Naura yang enggan menatapnya. "Nau, bisa kita ngomong sebentar?"

"Buat apa lagi lo ngomong sama dia? Apa yang harus lo jelasin? Cukup ya lo bikin dia sakit hati!" malah Nashwa yang menjawab. Nashwa berdiri dan membawa Naura pergi.

Mora ingin menyusul, namun Devano menahannya. "Gue mau jelasin dulu ke lo. Tolong abis itu jelasin ke Naura."

Mau tidak mau, Mora harus mendengarkan. Devano duduk ditempat tadi Nashwa duduk. "Sebelumnya, i want to say sorry. Maaf, udah ngancurin kepercayaan kalian, kepercayaan Naura. Tapi, lo harus denger dulu semua penjelasan gue,"

Mora hanya berdeham. "Cepetan,"

Devano menarik nafas, lalu membuangnya secara perlahan. "Gue sama cewek tadi, gak ada hubungan apapun. Dia ngejer gue, dan gue selalu bersikap dingin sama dia. Gue gak pernah anggep dia ada

"Tadi, di taman, gue baru aja tegasin ke dia. Kalau gue gak mau sama dia. Gue mau dia berhenti. Dan dia malah nangis, lalu meluk gue. Lo bisa lihat sendiri, kalau gue gak balas pelukan dia. Gue malah dorong paksa dia, lalu gue kejer Naura, cewe yang gue sayang." jelas Devano panjang lebar.

Mora mencoba mencerna semua itu. Ia tau, Devano tak membalas pelukan cewe itu, Devano juga melepas paksa pelukan cewe itu. Mora mengambil HPnya, dan membuka sesuatu.

Tiba-tiba, ada notifikasi dari HP Devano. Ia membuka HP nya. Pesan dari Mora? Ia membukanya. Rincian jam dan jadwal. Devano mengangkat kepala dan menatap Mora bingung.

Mora balik menatapnya. "Itu jadwal syuting dan lokasi syuting Naura selama di Amsterdam. Terserah lo mau kapan ke lokasi. Lo temuin dia, minta maaf langsung. Perjuangin hubungan lo."

Devano mengedipkan mata tak percaya. "Hah? Lo gak marah sama gue?"

Mora terkekeh. "Sebelum lo jelasin, gue udah liat gerak gerik lo. Lo gak suka sama cewe tadi. Dan lo sayang banget sama Naura," ucap Mora. "Naura cuman tersulut emosi. Dia juga udah kangen banget sama lo. Rencananya dia dateng kesini, mau langsung peluk lo. Tapi, keburu lo dipeluk cewek lain," sindir Mora.

Devano berdecak. "Yaudah, sih. Gue udah minta maaf,"

Mora tertawa pelan. "Naura cuman salah paham. Tapi, percaya sama gue. Nanti, kalo lo temuin langsung, dia langsung luluh. Soalnya dia juga sayang dan kangen banget sama lo."

Devano tersenyum. Setidaknya, ada salah satu temannya Naura yang mendukungnya. "Makasih, mor!"

Mora mengangguk. "Lo kasih tau kapan lo mau ke lokasi. Biar lo punya akses masuk,"

Devano mengacungkan jempol.

Lalu Mora pergi dari sana.

***

Naura dan Nashwa pergi ke penginapan mereka. Naura sudah tidak memiliki mood untuk jalan-jalan. Ia langsung ke kamar, dan membanting badannya.

"Ihhh!! Sebel banget gue!" teriak Naura, meluapkan semua kekesalannya.

Untung Reno, Elen, dan Josua sedang tak di penginapan.

"Nau, makan dulu gih. Ada makanan tuh di dapur," saran Nashwa.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang