32. Baby?

1.9K 86 58
                                    

Guys, kalian yang risih sama topik-topik tentang 'itu', boleh out. soalnya disini akan ada yang kayak gitu.

Maaf kalo gak suka, atau merasa 'kurang' sreg menurut kalian sama Devnau aslinya. Tapi ini cerita aku, bukan cerita Tuhan yang udah dirancang buat Devnau. Makasih

Disarankan bacanya jangan pas puasa😂🙃

****

Devano menyudahi ciuman itu. "E—eh sorry, ak—"

Naura terkekeh, lalu berdiri dan membersihkan pasir yang ada di celana selututnya. "Gapapa," ucapnya halus. "Yuk masuk," lalu Naura berjalan lebih dulu kearah villa kecil yang akan menjadi rumah mereka selama di Banda Neira.

Devano memilih untuk mengekori Naura.

"Kamu mandi duluan sana, aku mau siapin makan malem dulu," ucap Naura dari arah dapur. Terlihat Naura sudah mempersiapkan beberapa bahan untuk memasak. "Hari ini makan yang gampang-gampang aja, ya," ucap Naura sambil memotong-potong sayuran.

Devano memilih duduk dikursi yang ada di tempat makan, dan memperhatikan Naura dari situ. Perlahan, ia mengangkat sudur bibirnya. Entah kenapa setiap melihat Naura yang sedang mempersiapkan makanan untuknya, hatinya mendadak menghangat.

Naura sedang memasukkan sayuran yang sudah ia iris kedalam panci yang sudah berisi air mendidih, ia ingin membuat sup. Ia tak sengaja menoleh kearah meja makan. Dilihatnya Devano yang sedang memperhatikannya lekat-lekat, lengkap dengan senyum tipisnya. "Kenapa?"

Devano makin mengangkat sudut bibirnya.

"Sana mandi dev, biar gantian sama aku," ucap Naura sambil mengaduk panci yang berisi sayuran itu.

Btw, villa yang mereka tempati ini cukup lengkap untuk urusan alat-alatnya. Alat masaknya lengkap, alat bersih-bersihnya lengkap, furniture nya pun lengkap.

Devano berdiri, lalu berjalan menghampiri Naura. "Aku maunya mandi bareng," ucap Devano tiba-tiba.

Naura menghentikan kegiatannya sebentar. "a—aku—"

Devano terkekeh. "Mau gak?" tanya nya lagi. Tak lama ia melihat Naura yang masih terdiam ditempat. "Bercanda," ucapnya lalu mengacak-acak puncak kepala Naura.

Naura akhirnya bisa bernafas lega. "Kamu tuh bercandanya gak pernah lucu," cibirnya.

"Tapi lain kali boleh, ya, nau?" tanya Devano lagi.

Naura lagi-lagi mematung. Namun, sedetik kemudian ia menghembuskan nafas pelan. "Dev, mending kamu mandi sana. Makin ngaco kamu,"

Devano terkekeh lagi. Ia mendekati Naura, mengecup pipinya, lalu beranjak menuju kamar mandi.

Setelah Devano masuk kedalam kamar mandi, Naura melanjutkan kegiatannya.

Tak lama, ia berhenti sebentar. Iya juga, selama nikah kita belum pernah bersentuhan. Kapan mau punya anak? Emang sih mamanya dia sama mamanya gue gak pernah minta. Tapi, gue harus bisa ngertiin mereka juga, batin Naura.

***

Setelah Devano dan Naura sama-sama sudah selesai mandi dan beres-beres, mereka makan malam bersama dimeja makan.

Mereka berdua terlihat fokus menyantap makanan.

"Enak, gak?" tanya Naura yang melihat Devano sangat menikmati masakannya.

Devano yang baru saja menghabiskan 1 sendok nasi yang ditambah dengan kuah dan beberapa sayuran itu pun mendongakkan kepalanya. "Banget! Kamu jago masak, ya," puji Devano lalu melanjutkan makannya.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang