Cerita ini hanyalah fiksi.
**********
10 menit sudah mereka berboncengan. Tetap tak ada obrolan. Bahkan, Naura tidak berpegangan pada Devano. Padahal, semua cewek yang naik ke motor Devano pasti akan langsung memeluknya.
"Lo kenapa gak pegangan? Gak takut jatoh, apa?" tanya Devano membelah kesunyian yang ada. Ia melirik sebentar Naura dari kaca spion. Ia bisa melihat wajah terkejut Naura saat Devano mengucapkan kalimatnya. Dia melamun. Batinnya. Lalu Devano terkekeh pelan melihat reaksi Naura.
Tak Naura sangka, tangan besar Devano sudah meraih salah satu tangannya, lalu diletakan pada sisi jaket jeans nya. "Pegangan. Biar lo gak jatoh," ucapnya.
Naura menahan keterkejutannya. Ia terdiam menatap tangannya yang bertengger dijaket Devano. Ia merasakan degup jantungnya kembali terpompa. Wait, kok gue deg-deg an tiap bareng sama dia? Perasaan baru pertama kali interaksi? Apaan sih, gue?? Batin Naura.
Ternyata, pemikiran serupa juga memenuhi kepala Devano. Apa karena kemiripan lo sama Steffi, gue jadi mudah jatuh cinta sama lo? Batin Devano.
Ia tak bisa berbohong, Naura dan Steffi sangat mirip. Yang membedakan hanya tinggi badan mereka. Selebihnya, persis. Senyum nya, matanya, lesung pipit, dan caranya menatap Devano.
Akhirnya mereka berhenti didepan salah satu cafe yang ramai oleh anak-anak berseragam putih abu-abu. Naura segera turun dari motor itu, lalu memandang plang cafe tersebut.
Ini kan cafe yang sering kakak ceritain, kok dia tau? Batin Naura.
"Ayo, masuk," ajak Devano. "Lo belom makan, kan?" tebaknya.
Tepat sasaran. Naura belum makam sejak tadi siang. Ia fokus menyalin catatan yang ada dipapan tulis hingga waktu istirahat habis.
"Kok lo tau?" tanya Naura. Pasalnya, tak masuk akal kalau alasannya adalah Devano tak melihatnya dikantin. Karena, ia adalah tipe orang yang jarang pergi ke kantin. Ia lebih suka membawa bekal.
Devano kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Naura. Tak mungkin kan ia menjawab kalau ia memperhatikan Naura sejak awal istirahat? Bahkan ia rela membawa bangku dan duduk didepan kelas Naura untuk memperhatikan gerak gerik Naura.
"Eh, itu... Gue liat ekspresi lo kayak kelaperan!" akhirnya Devano memiliki alasan yang masuk akal untuk menjawab pertanyaan Naura.
Naura hanya mengatakan "oh" sambil mengangguk. Ia tak mau memperpanjang pembicaraan, dan membuat jantungnya berdetak lebih cepat lagi.
Kenapa gue salting gini, sih?! Batin mereka berdua. Baik Devano maupun Naura sama-sama tengah menutupi degupan keras didalam jantung mereka.
Entah sejak kapan, hati dan pikiran Devano sudah tertuju pada Naura. Apa karena kemiripan yang dimiliki Naura dan Steffi membuatnya mudah mencintai Naura?
Gak! Gue gak boleh kayak gini! Gue harus jaga hati sampe Steffi ketemu! Seru Devano. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, ialah yang akan jadi cowok pertama yang memeluk Steffi saat ia kembali, walau entah kapan. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga hati hanya untuk Steffi. Tapi, kenapa sekarang ia merasa bahwa Naura seakan sudah mencuri hatinya hanya dalam kurun waktu tak sampai seminggu? Seberapa kuat kah aura seorang Adyla Rafa Naura Ayu?
![](https://img.wattpad.com/cover/202393082-288-k977414.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu
Random[15nov'19-24okt'20] Kamu, yang aku mau. Kamu, yang aku cinta. Kamu, yang akan aku jaga, selamanya.