***
Satu bulan sudah Naura, Nashwa, dan Mora menetap di Amsterdam. Reno, Elen, dan Josua memilih untuk pulang duluan.
Pagi ini, saatnya mereka kembali ke Indonesia. Bedanya, kali ini Devano ikut.
Sebenarnya Denada juga ada niat untuk pulang ke Indonesia, namun ia harus menunggu orang tuanya kembali ke Amsterdam, baru akan kembali ke Indonesia.
Pagi-pagi betul, jam 5 waktu setempat, Naura dan rombongan sudah tiba di bandara. Penerbangan mereka jam 7 pagi.
Kebetulan Denada, Robert, dan Alvaro bisa mengantar mereka ke bandara. Jadi, selama menunggu waktunya mereka untuk masuk ke ruang tunggu, Naura memilih untuk menghabiskan waktu dengan bercengkrama dengan Alvaro. Yang biasanya hanya via telfon, kini mereka bisa bertatap muka. Devano sedang mengobrol dengan Robert, sedangkan Nashwa dan Mora sedang berjalan-jalan sekaligus mencari jajanan.
Tak sampai 20 menit, Nashwa dan Mora kembali. Membawa satu kantong berisi snack dan minuman.
Ternyata, mereka sudah diharuskan untuk menuju ke ruang tunggu.
"kak, nanti nyusul ya," ucap Naura pada Denada, lalu Naura berjalan memeluk Denada.
Denada membalas pelukan itu, sambil mengelus puncak kepala Naura. "Kamu baik-baik di Jakarta, ya," Lalu tatapan Denada beralih ke Nashwa dan Mora, "Kalian juga baik-baik di Jakarta," ucapnya. Nashwa dan Mora membalas dengan senyum.
Tak lama Naura melepaskan pelukannya, meraih tangan Denada, lalu menciumnya. Diikuti Nashwa, Mora, dan Devano.
Begitu Devano ini mencium tangan Denada, Denada langsung memberi pesan. "Jangan bandel lo di Jakarta, gak ada gue. Jagain Naura yang bener. Sampe dia nangis lagi, gue bunuh lo," ucap Denada.
Naura terkekeh. Sementara Devano menggaruk tengkunya yang tidak gatal dengan malu.
***
"Ah lama banget, sih!" keluh Naura. Pasalnya pesawat mereka delay sampai waktu yang bahkan belum di umumkan kepastiannya. Naura memanyunkan bibir.
Devano melihat Naura begitu dengan gemash. Lalu ia mencubit pipi Naura. "Main game, yuk!" ajak Devano, lalu ia mengeluarkan HP nya.
Sekitar 3 jam mereka terdampar di bandara, akhirnya panggilan untuk segera naik pesawat pun terdengar.
***
Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya mereka memilih untuk pulang ke rumah masing-masing. Dan Devano, ia ikut pulang ke rumah Naura, karena ia belum sempat mencari apartemen untuknya tinggal di Jakarta.
Sesampainya dirumah, Naura dan Devano memilih untuk duduk sebentar di ruang tamu. Tak lama, Reno muncul dari arah dapur, memegang 2 piring berisi mie goreng sederhana yang ia buat. "Akhirnya nyampe juga kalian berdua," ucap Reno sambil meletakkan piring itu didepan Naura dan Devano.
Naura langsung bergerak maju dan menyantap mie sampai habis.
Reno dan Devano menatap Naura dengan gemas. "Nau sini kopernya abang naikin dulu," ucap Reno lalu mengambil koper milik Naura, dan membawanya ke kamarnya.
Devano menatap sekeliling. Dulu, di sofa ini, tempat pertemuan ia dengan Steffi setelah 1 tahun lamanya Steffi menghilang. Kini ia kembali duduk disini, dengan perasaan yang berbeda, dan status yang berbeda.
Reno turun dari lantai dua, dan menghampiri mereka berdua. "Dev, kamar lo disana ya," ucap Reno sambil menunjuk kamar kosong yang masih lengkap dengan peralatan tidur.
"Oh yaudah gue beres-beres dulu ya," ucap Devano, lalu berdiri, mengacak puncak kepala Naura, dan pergi memasuki kamar itu.
Reno duduk ditempat yang tadi ditempati Devano. "Asik udah lima tahun," godanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu
Diversos[15nov'19-24okt'20] Kamu, yang aku mau. Kamu, yang aku cinta. Kamu, yang akan aku jaga, selamanya.