-Extra bab I-

1.1K 70 24
                                    

Hai semuaaa~
Udah lama ya aku ga upload? Yaelah sok bngt, kaga ada yg nyariin juga SKSKSKSK.

Aku lg ngetik buat 2 wattpad baruku, agak lama emng kayaknya. Soalnya aku ngetik 2 yang temanya beda jauh, jadi mesti satu-satu😂
Makasih yang udah setia nungguin❤

dahlah banyak bngt basa basi, soalnya pasti pda gamao baca ya SKSKSK okee, enjoy extra bab nyaaa!!

Btw kayaknya cmn ada 3 extra bab, atau cuman 2?👀
Btw maaf kalo ceritanya gajelas, karena emang iseng doang nulis extra chap nya wkwkwk.


***

"Erland, yuk," ajak Naura.

Erland yang sudah berusia 5 tahun itu langsung berlari menghampiri pria tinggi yang sedang bersandar pada pintu mobil sedan hitamnya. "Papaaaa!" teriak Erland sambil berlari kearah Devano.

Devano yang sedang memainkan HP langsung mendongak dan tersenyum. Ia memasukan HPnya kedalam saku celana, lalu berjongkok untuk menyamai tinggi Erland. "Udah siap?"

Erland mengangguk antusias. "Mama lama!" gerutunya pada Naura yang baru saja keluar dari rumah.

Devano yang melihat itu hanya terkekeh pelan.

"Mama lama karena kamu juga. Kamu sih mandinya gak bener," ucap Naura lalu mencubit pelan pipi gembul Erland. "Yaudah yuk, nanti telat," ucapnya.

Devano mengangguk, lalu membuka pintu penumpang bagian depan agar Naura dan Erland bisa masuk.

"Eh tunggu ma, pa," ucap Erland.

Devano yang hendak berjalan menuju bangku pengemudi langsung terhenti lagi. "Kenapa?" tanyanya halus.

"Kado buat dedek Regina udah ada kan?" tanya Erland dengan nada yang mengemaskan.

Naura terkekeh pelan melihat anak laki-lakinya itu. "Udah kok, tuh dibelakang," ucapnya sambil menunjuk bangku belakang.

Erland langsung menoleh ke belakang. "Oke!" ucapnya sambil tersenyum manis sehingga gigi ompongnya terlihat.

Devano dan Naura tertawa melihat tingkah anak mereka itu, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk berangkat.

***

Setibanya ditujuan, Naura dan Erland langsung turun didepan pintu. "Aku cari parkiran dulu. Nanti kadonya aku yang bawa, kamu ajak Erland aja," ucap Devano.

Naura mengangguk lalu meraih tangan Erland untuk berjalan masuk kedalam rumah mewah itu.

Didalam memang tidak ramai, tapi karena semua disini sudah akrab, jadi terdengar perbincangan yang seakan tidak ada habisnya.

Naura melangkah masuk, dan ia mendapati Angga dan Aldi yang sedang bermain biliard. "Hai," sapanya dengan senyum.

"Eh nau, Devano mana?" tanya Aldi.

"Lagi cari parkiran. Oh iya, Mora sama Nashwa mana?" tanya Naura.

Aldi mengedarkan pandangan. "Gak tau, tadi sih disana," ucapnya sambil menunjuk satu sofa merah yang ada didalam ruangan.

"Oke makasih,"

"Hai Erland!" ucap Angga lalu langsung berjongkok didepan Erland. "Inget abang, gak?"

"Abang abang pala lo, om nya lo tuh," ucap Devano yang baru saja masuk.

Erland langsung berlari dan memeluk kaki jenjang Devano.

"Yeh kan sekali-kali panggil gue abang kenapa sih," ucap Angga dengan ekspresi yang dibuat-buat.

"Lo udah bapak-bapak. Itu Nashwa udah bunting," ucap Aldi.

"Iya iya," lalu Angga melanjutkan bermain biliard. "Eh iya, dev ikut gak?"

Devano menyerahkan kado yang ia bawa kepada Naura. "Aku main disini ya. Erland kalo mau disini gapapa,"

"Erland aku bawa ketemu yang lain aja," ucap Naura lalu meraih lengan mungil Erland.

Setelah berjalan sebentar, akhirnya Naura menemukan keberadaan teman-temannya. "Lo lama banget deh," ucap Nashwa setelah cipika cipiki.

"Ya maaf, rumahnya Mora jauh, mana di tempat elite," ucap Naura. "Btw, selamat ya mor," kini ia memeluk Mora.

Mora membalas pelukan itu, beberapa detik kemudian melepaskannya. "Makasih nau," Naura menyerahkan kado itu pada Mora. "Yaampun padahal gak usah repot-repot," ucapnya sambil menerima kado itu.

"Hai Erland," Nashwa mencubit pelan pipi Erland, lalu Erland tersenyum manis.

"Anak lo cewek apa cowok, Nash?" tanya Naura saat ia sudah duduk disofa itu, sedangkan Erland ia biarkan untuk kembali ke Devano.

"Gak tau nih, belom periksa lagi," jawab Nashwa sambil mengelus perutnya.

"Yang lain mana? Istrinya Aldi? Suami lo?" tanya Naura sambil melihat kearah Mora.

Mora meletakkan gelas yang tadi ia pakai untuk minum. "Istrinya Aldi emang gak ikut. Kalo Rio gatau kemana, tadi katanya mau ke rooftop sebentar,"

Siang itu dihabiskan dengan banyak perbincangan. Mulai dari saling melepas rindu dan penat selama seminggu bekerja, menceritakan masa-masa SMA yang penuh drama, hingga membahas Angga yang semakin menggemuk.

*~*
Bonus chap emang gak aku bikin panjang, soalnya cuman kayak menceritakan dikit tentang mereka setelah Erland lahir sksksksk.

Hope u enjoy yaaa. Ini ku tulis mendadak karena kangen banget banget banget sama mereka.

@supportdevnau

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang