Kamu

24. Surprise?

***

"Udah cepetan, mana nomornya dia?" tanya Devano lagi kepada Denada.

Karena ia yakin, pasti adiknya bisa meyelesaikan masalah ini--karena memang kunci permasalahan ini ada pada Devano--jadi ia memberikan nomor Chatlin kepada Devano.

Tak lama kemudian, Devano menyimpan nomornya, dan memulai percakapan.

Line on.

Chatlin

P|

|Siapa? Gak sopan banget

Oh ya?|
Lebih gak sopan mana sama nge-line atasan?|

|Devano?!
|Haiii, kok tau nomor ku?
|Apa kabar, dev?

Btw gue kan atasan lo ya|
Sopan dikit|

|Kita seumuran, dev
|Lagian ini diluar kantor
|Lagian, besok kamu bakal panggil aku "sayang" kok

Pede gila lo|
Lo ga pernah liat instagram gue, ya?|

|Sering kok!

Lo liat dong gue udah punya cewe?|

|Liat
|Dia di jkt kan?
|Dia gabisa ngurus kamu disini kan?
|Sama aku aja yang jelas-jelas didepan mata
|Gini deh, kamu mau apa? Aku kasih

Lo kira gue se-murah lo?|

|Dev, bukan gitu

[Read]

Line off.

Baru saja bercakap-cakap sebentar, emosi Devano sudah naik turun. Ia heran, masih ada kah cewek se-murah orang ini?

Pesan untuk para cewe, boleh kalian suka pacar orang, tapi jangan malah jadi "benalu" di hubungan mereka. Jangan ngusik hubungan mereka.

Devano menyadari kalau kakaknya belum juga keluar dari kamarnya, dan memilih menonton drakor dikamarnya. "Kak, lo gak keluar?"

Denada tersadar, lalu mematikan hpnya. "Udah lo ngechat dia?". Devano menyerahkan HPnya. Denada membacanya dengan seksama. "Dah gila nih anak." ucapnya sambil mengembalikan HP Devano.

Devano menghela nafas berat.

"Trus rencana lo gimana?"

"Mungkin gue mau deketin dia dulu, abistuh jauhin," jawab Devano santai.

"Fakboi banget, sih, lo," ejek Denada.

"Gak ada cara lagi," ucap Devano. Lalu ia kembali mengambil HPnya, dan membuka fitur chat. Lalu menelfon Chatlin.

"Halo! Devano!" seru Chatlin dari ujung sana.

"Jijik,"

"Ih kok gitu? Kamu yang telfon aku, loh,"

"Besok pulang kantor, lo kosong gak?"

"Kamu mau ajak aku jalan?! Khusus buat kamu, pasti ada waktu kok!"

"Oke,"

Lalu Devano menutup telfonnya.

Denada menatap Devano dengan tatapan bingung. "Gila lo,"