35. New house!

1.1K 72 57
                                    

Semangat puasanya!! <3

***

Setelah puas memandangi bintang dan bulan, Naura dan Devano memilih untuk kembali ke apart.

"Udah gak pengen apa-apa, kan?" tanya Devano sebelum ia benar-benar tertidur pulas.

Naura yang sedang memainkan HP langsung menoleh, lalu menggeleng pelan. "Enggak kok, tidur aja," ucapnya halus.

Devano mengangguk, lalu memejamkan matanya.

Melihat itu, tangan Naura otomatis terangkat dan mengusap rambut Devano dengan lembut. Tak lama, ujung bibir Naura terangkat, membentuk bulan sabit kecil. "Makasih udah mau berjuang," ucapnya pelan. Lalu, tangannya beralih ke perutnya. "Dek, kamu yang kuat ya. Mama sama papa gak sabar buat ketemu kamu,"

Sebelum tidur, Naura meminum air putih, baru ia menyusul Devano.

***

Naura terbangun pukul 5 pagi karena merasakan mual yang berlebih. Ia langsung berlari kearah kamar mandi, dan memuntahkan apa yang kemarin ia makan.

Karena suara Naura terlalu keras, Devano terbangun. Ia panik begitu tak menemukan Naura disebelahnya. Devano langsung berdiri, dan mengetuk pintu kamar mandi. "Nau, kenapa?" tanya Devano sambil terus mengetuk. Akhirnya ia memilih untuk langsung kedapur dan mengambil segelas air untuk Naura.

Begitu Devano kembali ke kamar, ternyata Naura sudah keluar dari kamar mandi. Naura langsung pergi dan duduk diatas kasur. Bagian ujung rambut dan poni Naura agak basah karena terkena air.

Devano langsung memberikan segelas air itu, setelah menerimanya, Naura meminumnya sampai tersisa setengah gelas. "Kenapa?" tanya Devano dengan halus.

"Aku mual dikit," ucap Naura dengan lemas. "Kepala aku juga pusing," sambungnya.

Setelah Naura meletakan gelas air putihnya diatas nakas, Devano langsung memeluknya erat. "Kalau kamu kesakitan, jangan pernah sungkan ngomong sama aku. Kalaupun sekarang kamu kesakitan, pukul aku sekenceng yang kamu mau," ucapnya.

Awalnya memang kepala Naura sangatlah sakit. Namun setelah Devano memeluknya, seketika semua rasa sakit itu hilang. Malah rasa hangat menjalar menuju hatinya. Devano memang selalu berhasil membuat hatinya tenang. "Udah gapapa kok. Ternyata dedeknya mau dipeluk papanya," ucap Naura.

Devano terkekeh pelan. "Dedeknya atau mamanya?" goda Devano.

Mendengar godaan Devano itu, Naura memukul pelan dada nya Devano. "Apaan sih," ucap Naura sambil mengulum senyum.

"Yaudah, mau tidur lagi atau mau tahan sampe jam enam?" tanya Devano setelah melirik jam, ternyata sudah jam 5:30.

Naura ikut menoleh kearah jam. "Tahan aja deh, nanggung,"

"Serius? Kamu gak pusing?" tanya Devano sambil melepas pelukannya. "Kalo mau tidur lagi gapapa, kok. Nanti aku siapin sarapan sendiri,"

"Oh iya kamu nanti siang kerja, ya," ucap Naura polos.

Devano tertawa mendengar pertanyaan Naura. "Ya iyalah, sayang. Terus aku mau ngasih kamu makan pake apa? Daun?"

Mendengar lelucon Devano, Naura ikut tertawa. "Udah, gapapa. Aku kuat kok!" seru Naura sambil mengangkat tangannya, membuktikan kalau ia kuat. (Ngerti kan? Kayak di 💪🏻 in:v –Author)

"Iya deh,"

Sambil menunggu jam 6 pagi, Naura dan Devano memilih untuk melakukan kegiatan masing-masing. Devano dengan gamenya, Naura dengan film yang belum habis ia tonton.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang