36. Ngidam (2)

1K 70 49
                                    

SEMANGAT PUASANYA!

***

Setelah puas berkeliling untuk memebli beberapa makanan ringan dan beberapa bahan untuk dimasak, Devano dan Naura memilih untuk pulang.

Sesampainya di apartemen, Naura langsung merapihkan apa yang tadi mereka beli. Seperti memasukan cemilan kedalam lemari, memasukan sayur-sayuran kedalam kulkas, dan membersihkan diri. Sedangkan Devano? Ia langsung tiduran diatas kasur.

Naura selesai dengan semua urusannya, ia memilih untuk kekamar, dan tidur siang. Namun, beru saja ia masuk, dilihatnya Devano yang tidur dengan masih menggunakan baju yang tadi ia pakai. Naura bergerak mendekati Devano. "Nano, bangun," ucap Naura halus.

Tak ada reaksi.

"Dev, bangun,"

Lagi-lagi Devano tak menjawab.

Akhirnya pilihan terakhir, Naurra mencubit pinggang Devano.

Devano bangun dengan tersentak. "Aduh, sakit nau!" serunya.

Bukannya menyesal, Naura justru tertawa. "Mandi dulu sana. Badan kamu kotor. Ganti baju juga,"

Setelah mengumpulkan nyawa yang tadi sudah sampai kealam mimpi. Devano berdiri dan melangkah kearah kamar mandi.

Naura memastikan kalau Devano benar-benar mandi. Setelahnya, ia langsung memejamkan matanya, dan berkelana di alam mimpi.

***

2 bulan kemudian.

Reno dan Elen sudah menggelar pernikahan mereka. Nashwa dan Angga pun begitu.

Sekarang pun usia kandungan Naura sudah sampai 3 bulan. Dalam 2 bulan terakhir memang belum ada permintaan aneh-aneh dari Naura. Hanya sebatas ingin makan padahal jam sudah menunjukan pukul 10 malam keatas.

Seperti sekarang, Devano sedang bermain game, tapi daritadi Naura merengek memohon untuk membeli makanan yang ia inginkan.

"Dev, ayolah," rengeknya untuk kesekian kalinya.

Devano sudah megatakan kalau sebentar lagi ia akan selesai, tapi mungkin memang bawaan bayi, jadilah Naura tetap merengek. "Yaudah yaudah, yuk," Devano langsung mematikan gamenya, berganti pakaian, lalu mengambil kunci mobil.

Baru saja Devano keluar dari kamar, Naura sudah menunggu didepan pintu. Devano terkekeh melihat Naura yang menunggunya dengan tangan terlipat didepan dada, dan bibir yang dimajukan—alias manyun. "Malah ketawa, ayo!" seru Naura langsung keluar dari rumah.

Btw, Naura dan Devano sudah 1 bulan menempati rumah baru. Seperti perkiraan awal, pasti Naura akan banyak menambahkan ornamen-ornamen kecil ditiap sudut rumah. Tapi, Devano hanya bisa menuruti kemauan Naura.

Devano juga sudah bisa menyesuaikan kehidupan kantor. Kini posisinya sebagai bawahan papa mertuanya. Bisa dibilang wakil, bisa dibilang tangan kanan.

Orang tua Naura juga sudah beberapa kali mampir saat waktu luang. Entah karena ada barang yang harus diambil dikantor jadi sekalian mampir, atau memang mereka ingin berkunjung.

Naura juga sudah mengenal beberapa tetangga disini. Dan ternyata salah satu teman dekat mamanya tinggal tepat disebelah rumahnya. Alhasil, mereka banyak mendapat kiriman masakan dari teman mamanya Naura itu.

"Mana yang kamu mau?" tanya Devano setelah mereka sudah keluar dari komplek rumah mereka.

Naura mencoba untuk melihat-lihat orang yang berjualan disekitar komplek rumahnya. Kebetulan ini malam minggu, jadi cukup ramai walau sudah pukul 10 malam.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang