17. Kenangan.

1.2K 54 16
                                    

***

Ternyata, kabar kalau Devano dan Naura putus sudah tersebar seantero SMA Garuda. Entah siapa yang menyebarkan, tapi mereka berdua tak pernah menjawab jika ada yang menanyakan kebenaran berita itu.

Tak jarang pula kakak kelas yang dulu sangat menbenci Naura karena ia berpacaran dengan Devano, justru jadi pengamat sejati. Mengamati, apa yang menjadi keistimewaan Naura sehingga Devano rela berhari-hari menjadi sadboy karena putus dengannya.

"Nau, kak Siska ngeliatin lo lagi, tuh," ucap Nashwa malas. Sudah kesekian kali ia mengatakan itu kepada Naura saat mereka sedang makan somay dikantin.

Naura berdecak, masih aja, batinnya. "Udah, lah. Diemin aja," ucap Naura.

"Eh, nau?" tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri meja mereka.

Naura mendongak, lalu menatap pria itu dengan tatapan aneh.

"Gue Arthur, anak kelasnya Devano." ucap cowok itu memperkenalkan diri. "Gue bukan penjahat yang bakal nyulik lo, kok," canda Arthur yang memcoba mencairkan tatapan dingin Naura.

Naura menganggukkan kepala. "Gue Naura, salam kenal." jawab Naura. "Lo kenal gue dari mana, kak?" tanya Naura dengan sopan.

Arthur terkekeh. "Gak usah pake kak, santai aja." ucapnya. "Btw, boleh gue join duduk disini?" ucap Arthur menunjuk bangku kosong disebelah Naura.

Naura melihat bangku kosong disebelahnya. "Duduk aja," ucapnya. Lalu Arthur duduk. "Lo gak beli makan?"

"Gak usah, gapapa," jawabnya.

Ternyata, saat Naura dan Arthur sedang mengobrol, Devano sedang memasuki area kantin, bersama Rio, Aldi, dan Angga.

"Bro, tuh mantan lo." ucap Angga yang tak sengaja melihat Naura yang sedang mengobrol dengan Arthur.

Devano melihat ke arah yang sedang dilihat oleh Angga. Ingin rasa menghampiri dan mengucapkan "hai", tapi pikiran dan hati kadang bertolak belakang. "Cepet lo pada mau makan apa,"

"Gue tau apa isi hati lo, dev," ucap Aldi menepuk pundak Devano. "Sana samperin, just say hi." sarannya.

Bukannya menuruti saran Aldi, Devano malah melenggang pergi. Tak ingin berlama-lama menyaksikan pemandangan yang seharusnya sudah tak membuat hatinya tersulut api cemburu.

***

"Nau," panggil Arthur. "Mau nanya aja, lo putus sama Devano karena apa?" tanya Arthur.

Naura menghentikan kegiatan menguyah somaynya. "Emang kenapa?"

"Ya, gapapa sih, lo gak mau jawab juga gak apa-apa."

"Lo disuruh Devano, ya?"

"Engga, kok. Lo jangan asal tuduh,"

"Iya deh, sorry. Gue putus karena, ya, udah ngerasa ga cocok aja." jawab Naura sekenanya.

Arthur hanya mengangguk paham. "Ntar balik sama gue, yuk?"

Naura melirik sebentar kearah Mora dan Nashwa yang dari tadi sibuk membuat tiktok. "Gue balik sama mereka," jawabnya. "Gapapa, kan?"

Arthur menunduk sebentar, lalu mendongak menatap kedua manik mata Naura yang, sangat, indah. "Gapapa, kok. Tapi, lain kali balik sama gue, ya," jawab Arthur lembut, yang dibalas amggukan oleh Naura. "Boleh minta nomor telpon lo, gak?"

"Buat?"

"Nambahin contact,"

Naura mengangguk. Arthur menyerahkan HP nya, dan Naura mulai menuliskan nomor telponnya. "Jangan buat aneh-aneh!" peringat Naura.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang