3. Pesan.

1.6K 76 14
                                    

Cerita ini hanyalah fiksi untuk hiburan.

********

"Wa-wait. Lo mimpiin dia?" tanya Aldi setelah Devano menceritakan tentang mimpinya. "Wah, gila sih!"

"Kenapa?" tanya Devano. "Gue malah bingung. Emangnya Steffi mau kemana? Kok, nitip adeknya ke gue," jelas Devano.

Aldi sempat berfikir sebentar. "Hmm, bro. Saran gue, mending lo ikutin apa yang Steffi bilang di mimpi lo," Aldi sedang bijak mode on. "Lo gak tau, kan, kedepannya bakal gimana? Mending lo coba pelan-pelan deketin Naura. Kali aja, ada keajaiban setelahnya,"

"Keajaiban?"

Aldi mengangguk mantap. Menyisakan tanda tanya besar dikepala Devano. "Lo bakal tau nanti, bro," ujarnya sembari menepuk pundak kanan Devano, lalu beranjak pergi dari situ.

Devano terdiam. Mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Aldi. Keajaiban?

"Woi! Bengong kenapa, tuh?" tiba-tiba saja, Susan membuyarkan lamunannya.

Devano sempat tersentak. "Ngagetin aja lo, kampret!" umpatnya.

Susan hanya terkekeh melihat sahabatnya itu. "Anyway, lo kenapa bengong? Aldi mana? Tadi kayaknya ada disini, deh," tanya Susan panjang lebar.

Menang mereka bertiga adalah sahabat. Namun, karena satu dan lain hal membuat Susan dan Aldi tak begitu dekat. Alhasil, Devano harus membagi waktu untuk Susan maupun Aldi. Dan, diantara mereka bertiga, Susan lah yang paling bawel dan galak. Ia akan marah pada siapapun yang berani menyakiti Devano ataupun Aldi. Begitupun sebaliknya, Devano dan Aldi tak segan-segan menghabisi cowo yang berhasil membuat Susan menjatuhkan air matanya. Adakah dari kalian yang punya sahabat laki-laki seperti mereka?

"Bawel lo," Ujar Devano diakhiri dengan kekehan kecil. "Gue gapapa, kok," Devano mengacak puncak kepala Susan.

Susan meneliti raut wajah Devano. "Bohong!" serunya. "Lo kenapa? Cerita sini sama mama dedeh,"

Susan mendapat satu toyoran dari Devano. "Yaa, gue mimpi kalo Steffi bilang ke gue buat jagain Naura. Tapi, gue tetep ga nyambung maksudnya apa,"

"Wait. Naura itu adek kelas yang mau di gebet Ryan itu?" tanya Susan hasil menguping gosip dikelasnya.

Devano mengangkat bahu. "Gue bingung, san,"

Susan terdiam. "Hmm, saran gue, lo bawa dalam doa coba. Siapa tau, Tuhan denger, trus kasih jalan," saran Susan.

"Yaudah, makasih ya san! Gue ke kelas dulu, ya. Belajar yang bener," ucap Devano sebelum mengacak rambut Susan dan mencubit pipinya. Ritual sebelum ia pergi meninggalkan Susan, entah ke kelas, ke kantin, pulang ,dan lain-lain.

Susan sempat kaget awalnya. Namun, karena sudah satu tahun Devano melakukan itu, ia jadi terbiasa. "Iyaa, bawel!"

***

10 IPA 1.

"Ehh lo denger gosip baru, ga?" tanya salah seorang cewe kepada 3 teman lainnya. Dan, ya, per-gibah-an pun dimulai.

Naura, Nashwa, dan Mora hanya melihat kearah mereka sekilas, lalu memalingkan pandangan. "Hadeh, abis ini bakal heboh nih kelas," ucap Nashwa sambil melanjutkan membaca wattpad di hp nya.

"Ahahah, hush! Jangan gitu," saran Naura.

"Oh iya nau, lo tau kak Ryan ga?" tanya Mora tiba-tiba.

Naura mencoba mengingat nama itu. "Ryan? Hmm, gak pernah denger tuh. Kenapa?"

Nashwa langsung tersadar saat nama itu disebut. "Kak Ryan?! Yang mau ngedeketin Naura itu?" tanya nya antusias.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang