Special 1 years Devnau❤
***
Devano tersenyum membaca balasan dari Naura. Ia selalu yakin, walau Naura sedang badmood atau ngambek, ia hanya perlu mengatakan "I Love U" Naura akan cepat luluh.
Bukan berarti Naura mudah dibuai dengan kata-kata itu, ya.
Devano mengakhiri percakapan di chat karena ia tau, pasti Naura ingins segera tidur. Jadilah ia memilih untuk bermain game.
Tak lama, Angga menelfon. Akhirnya ia mengakhiri bermain game, dan mengangkat telfon Angga.
"Hai bro! Apa kabar?" tanya Devano saat sambungan telfonnya sudah terhubung.
"Yooo! Baik gue, bro. Lo apa kabar? Asik dah jadi orang bule!" ejek Angga yang diakhiri tawa keras.
"Kampret lo. Gue baik disini, aman gak pernah ngapa-ngapain," ucap Devano.
Terdengar, Angga tertawa dari sana. "Sialan! Emang lo mau ngapain anjir? Inget, udah ada Naura di Jakarta,"
Devano terkekeh. "Iya iya inget. Ya kali lupa," jawabnya.
Angga pun ikut tertawa dari sana. "Btw, sejak lo di Amsterdam, pembahasan lo nikaahhhh mulu deh,"
"Karena gue emang pengen nikahin Naura,"
"Yaudah semoga lancar ya, bro!"
"Thanks bro! Btw, gimana sih kehidupan abis tunangan?"
Angga lagi-lagi tertawa. "Enak banget, bro! Sumpah. Lo mending lamar Naura dulu deh, biar dia gak kemana-mana dulu," saran Angga.
Devano seperti sedang memikirkan sesuatu. "Tapi gue mau nya ngelamar didepan keluarga besarnya, jadi langsung tunangan,"
"Ngebet bat lo!"
Devano tertawa. "Btw, disini udah jam 8 malem, lo pasti begadang ya?"
Angga terkekeh, lagi. "Gak bisa tidur gue, bro. Sumpah, kangen lo sama Aldi sama Rio nemenin gue begadang sampe jam 10 pagi! Sekarang Aldi udah sama keluarganya, Rio sibuk jadi dokter. Dan lo, yang pasti lo udah beda jam, dan disana lo juga sibuk kan? Sisalah gue sendiri. Gak nikah, gak kerja, gak kuliah," ucap Angga panjang lebar.
Devano mengulas senyum di bibirnya. Jujur ia juga merindukan moment itu. Tapi, benar kata Angga. Aldi sudah berkeluarga, Rio jadi dokter, ia jadi manager di perusahaan papanya. Sudah sedikit waktu yang bisa dipakai untuk sekedar bermain game bersama. "Sama, bro. Gue juga kangen banget. Nanti kalo gue ke Jakarta, fix harus ketemu!"
"Pasti bro!" seru Angga. "Eh, Dev. Gue matiin ya telfonnya. Nashwa udah nyuruh tidur, ketauan gue,"
"Trus lo mau tidur?"
"Enggak sih, mau sepik sepik aja biar bisa telfonan sama dia. Atau pura-pura off biar bisa main game sampe pagi,"
"Najis bucin,"
"Ngaca bor. Udah dah, byeee!" lalu sambungan telfon mereka terputus. Padahal baru saja Devano ingin membahas masa-masa SMA mereka. Ya sudah lah, ia harus mengingat jam di negara yang ia tempati lebih lama daripada di Jakarta.
Ia meletakkan HP nya dengan asal diatas kasur, lalu meraih gitarnya.
"Karpet hitam, baju hitam, rambutpun hitam," Devano mulai menyanyikan lagu ciptaannya dengan masih mencoba-coba berbagai kunci gitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu
Random[15nov'19-24okt'20] Kamu, yang aku mau. Kamu, yang aku cinta. Kamu, yang akan aku jaga, selamanya.