6. Smile.

1.2K 54 11
                                    

Cerita ini hanyalah fiksi.

***********

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, bis rombongan SMA Garuda akhirnya sampai di lokasi camping. Udaranya sangat sejuk, pohon-pohon masih rindang, masih terdengar suara kicauan burung, dan masih ada beberapa kabut. Jauh berbeda dengan keadaan jakarta.

"Hoaamm, sejuk banget!" seru semua murid begitu turun dari bis.

Anak-anak OSIS menurunkan beberapa perlengkapan seperti bendera, sound system, kotak p3k, dan masih banyak lagi.

Beberapa supir bis membantu anak-anak untuk menurunkan beberapa tas yang mereka letakan di dalam bagasi.

"Ehh, foto-foto yuk!" ajak Nashwa begitu mereka--Nashwa, Mora, dan Naura--selesai dengan aktifitas mengambil tas.

Ajakan itu disanggupi oleh Mora dan Naura, alhasil mereka meminta tolong kepada salah seorang siswi yang paling dekat lokasinya dengan mereka untuk memotret mereka.

"Berat, gak?" tanya seseorang yang sontak membuat Naura menoleh ke belakang.

"Eh, lo mah ngagetin aja!" seru Naura lalu memukul pelan lengan Devano. "Ya lumayan, sih," ucapnya jujur.

"Sini gue bawain," ucapnya lalu menyambar tas tenteng yang dipegang Naura. Memang agak berat, tapi sebagai cowo, ia harus kuat.

"Eh, thanks yaa," ucap Naura.

Mereka lalu berdiri bersebelahan. Nashwa dan Mora memilih untuk meninggalkan mereka, dengan alibi ingin foto-foto.

"Indah banget, yaa," ucap Naura lalu tersenyum melihat pemandangan yang begitu cantik.

Devano menoleh ke arah Naura. "Masih lebih indah senyum lo," goda Devano.

Naura membeku sebentar, lalu memunculkan rona merah pada pipinya. "Lo jangan bikin gue pake blush on tiba-tiba dong,"

Mereka tertawa bersama. Tak lama, suara dari pengeras suara terdengar. Waktunya mereka untuk berkumpul.

***

Pembagian tenda pun dimulai. Beruntung Mora, Nashwa, dan Naura bisa satu tenda. Dan 2 orang lagi, Mila dan Amanda. Mereka berlima lumayan dekat karena satu kelas, jadi tidak terlalu canggung.

"Eh nanti kalo waktu tidur gue rusuh, jangan heran ya." aku Mora. Ia memang rusuh saat tidur, untunglah tends mereka cukup besar. Jadi, space untuk Mora bergerak lumayan luas.

Semua sontak tertawa.

"Dan, kalo gue kebo, tabok aja pipi gue," ucap Mora lagi. Ia memang sangat sulit dibangunkan.

"Santai, mor. Gue juga kebo kok, dan gue juga rusuh kalo tidur." ucap Amanda.

Lalu mereka melanjutkan aktifitas merapihkan barang-barang mereka.

***

Suasana di pekarangan tenda perempuan sangatlah sepi, karena mereka sibuk menata barang-barang mereka, agar nyaman selama 5 hari nanti.

Berbeda dengan pekarangan tenda laki-laki. Sangatlah berisik dan heboh. Mungkin berpengaruh pada barang bawaan laki-laki yang lebih sedikit dibanding perempuan, jadi lebih sedikit barang yang akan di atur.

Kini mereka sudah saling mengunjungi antara tenda satu dengan yang lainnya. Bahkan ada yang sengaja membuka bajunya--katanya sih biar bisa merasakan udara puncak yang sesungguhnya.

Devano satu tenda dengan Daffa, Raffi, Atlan, dan Moris. Bisa bayangkan betapa ributnya tenda mereka?

Saat mereka tengah bercanda bersama, tiba-tiba ada 1 notifikasi masuk ke hp Devano.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang