***
Sudah sekitar satu minggu Naura menjalani syuting di Amsterdam. Seminggu pula Devano bolak balik ke lokasi syuting Naura.
Kini, Naura sedang proses pengambilan gambar.
"Dev!" seru Mora sambil menepuk pundak Devano yang sedang bengong memperhatikan Naura. Mora baru saja dari luar untuk membeli cemilan. Sedangkan Nashwa, sedang berjalan-jalan sekaligus membeli kebutuhan untuk Naura syuting.
Devano tersentak kaget, lalu membalik tubuhnya. "Kampret, lo!" maki nya.
Mora hanya terkekeh. "Nih buat lo," ucap Mora sambil menyodorkan satu snack dan minuman hangat kepada Devano.
Devano menatap Mora penuh selidik. "Tumben baik lo," ejeknya.
Mora membalas dengan pelototan tajam. "Baik gue beliin. Yaudah sini buat gue!" Mora berusaha mengambil kembali snack itu, namun Devano lebih cepat menyembunyikannya. "Tuh kan, ujung-ujung nya lo mau juga!"
Devano terkekeh. "Makasih, yow! Nanti gue ganti,"
"Buat apa diganti?"
"Ya gak enak gue sama lo,"
"Lah ini semua belinya pake duit lo,"
Devano membalakkan mata lalu bersiap untuk memukul Mora. Tapi, ia kembali pada prinsip hidupnya. Cewe itu buat dilindungi, bukan disakiti. Ia mengurungkan niatnya. "Kampret lo. Dapet dari mana, coba?"
Mora tertawa melihat Devano yang batal memukulnya. Ada bangga terselip di tawanya. Jarang ada cowo yang lebih memilih mengurung niatnya untuk memukul daripada melihat cewek menangis kesakitan karena dirinya. "Naura yang kasih. Dia bilang pake aja. Ya gue pikir itu duit dia, tapi dia bilang duit lo. Yaudah gue beliin sebanyak ini," ungkap Mora jujur.
Devano hanya bisa menghela nafas.
Tak lama, Naura datang dari arah tempat pengambilan gambar tadi. "Ribut mulu deh kalian," ucap Naura lalu langsung duduk disamping Devano.
"Kamu yang ngasih duit aku ke Mora buat jajan?" tanya Devano.
Naura mengangguk dengan polos, lalu mengambil snack yang ada dipangkuan Devano, membukanya, memakannya.
Devano langsung mencubit pipi gembul Naura. "Coba bukan kamu, udah aku marahin,"
"Najis, ama gue aja ngomongnya kasar banget lo," ucap Mora. "Mana janji lo mau jodohin gue sama temen bule lo?"
Devano menatap Mora. "Emang lo ngerti kalo mereka ngomong?"
Mora memutar bola mata jengkel. "Ngatain nya halus banget lo,"
Naura melihat kelakuan pacarnya dan sahabatnya itu sembari tertawa. "Hush! Udah. Berantem mulu, jatuh cinta aja,"
Devano dan Mora sama-sama membuang muka. "Nau, gue ke mobil dulu ya." ucap Mora sambil berjalan pergi.
Naura mengangguk sambil terus mengunyah snack nya. "Apa liat-liat?" tanya Naura yang menyadari kalau Devano sedang memperhatikannya.
Devano menggeleng sambil tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya. "Besok kamu masih syuting?"
Naura mengangguk.
"Gak bisa libur sehari?"
Naura mengalihkan pandangan melihat ke arah Devano. "Kenapa emang?"
"Bisa gak libur?"
Naura menggangkat bahu.
Tiba-tiba Devano mengeluarkan HP nya, dan menelfon Nashwa. "Halo, wa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu
Random[15nov'19-24okt'20] Kamu, yang aku mau. Kamu, yang aku cinta. Kamu, yang akan aku jaga, selamanya.