30. Honeymoon🌙

1.4K 88 28
                                    

***
Aman dibaca pas puasa, kok!😁

Setelah mencari informasi tentang Banda Neira, akhirnya mereka memutuskan bulan depan akan pergi ke Banda Neira.

Kini Naura sedang sibuk packing, sedangkan Devano sedang sibuk mengurus tiket.

Sebenarnya Naura ingin honeymoon dirumah, atau mungkin ke Amsterdam? Sekalian mengunjungi rumah Denada.

Tapi, dirinya sangat ingin ke Banda Neira. Dan sudah memiliki rencana untuk honeymoon ke Banda Neira sejak lama.

"Udah dapet tiketnya?" tanya Naura pada Devano yang ia lihat daritadi hanya membolak-balik situs web.

"Udah ada sih, tapi aku mau nya flight malem, ketemunya subuh terus," ucap Devano.

Naura menghampiri Devano, dan duduk disebelahnya. "Jam berapa yang paling pagi?"

Devano kembali ke situs web pemesanan tiket. "Jam tiga pagi," ucapnya sambil mengarahkan jari ke arah jam yang tertera.

Naura mengamati jam dibawahnya, lalu berfikir sejenak. "Hm, yaudah gapapa jam segitu aja,"

"Gapapa?"

"Iya gapapa. Kapan perginya?"

Devano kembali mengotak-atik situs dan menjadi jadwal penerbangan ter-murah. Biasalah, pengantin baru, harus irit batin Devano. "Minggu depan?"

Naura mengangguk antusias.

Devano tersenyum melihat reaksi Naura. Ia memesan tiket, melakukan pembayaran, dan selesai.

Mereka memilih untuk beranjak ke kasur, dan bersiap tidur.

"Ah aku gak sabar!"

Devano terkekeh mendengar ucapan Naura yang sangat semangat. "Besok belanja buat keperluan disana, yuk,"

Naura kembali terduduk. "Iya juga ya. Kita belom belanja-belanja,"

Devano lagi-lagi terkekeh melihay tingkah istrinya yang masih juga menggemaskan. "Besok ya. Sekarang tidur dulu,"

"Tapi aku laper," rengek Naura sambil memegang perutnya, lalu memanyunkan bibir.

Devano mengubah posisinya menjadi duduk disebelah Naura. "Yaudah, yuk masak?"

"Mager,"

Devano malah mencubit pipi Naura yang membuat Naura refleks memukul punggung tangan Devano. "Kamu tuh gemesin banget, sih?!" ucap Devano gemas.

Setelah Devano melepas cubitannya, Naura makin mengerucutkan bibir.

"Yuk, ah jangan mager,"

Naura malah memalingkan wajah. Terbesit ide usil diotak Devano. Devano mendekatkan tangan diantara sela-sela leher dan lutut Naura, lalu menggendongnya. "Ih! Turunin!" berontak Naura.

Sayangnya Devano lebih kuat darinya. Alhasil, Naura hanya bisa berpasrah.

Devano membawa Naura ke ruang makan, lalu ialah yang memasak. "Emang bisa masak?" tanya Naura mengejek.

Devano membalik badan sebentar, setelah itu kembali berjalan menuju dapur. "Bisa dong. Masak mie instan doang masa gak bisa, sih," ucap Devano.

Naura yang tadi ngambek, mengulum senyum. "Udah cepetan, aku laper!"

Devano terkekeh. Ia mulai memasak--lebih tepatnya, merebus mie instan.

Akhirnya, mie instan itupun selesai. "Tadaaa! Dibuat dengan ramuan cinta spesial buat Naura!" ucap Devano dengan lebay.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang