Happy Reading...
..
.
.
.
.
.
Jungkook menatap Taehyung dengan tatapan bingung nya, sedang kan yang di tatap hanya menatap Jungkook datar. Ada apa dengan kekasih nya ini.? Pikir nya. Pulang dari perjalanan bisnis di India Taehyung lansung meminta nya bertemu di Restaurant Jepang tempat mereka biasa makan siang bersama. Jungkook menyanggupi saja walau harus melewati berbagai macan nasihat, omelan dan ceramah Jimin hyung nya itu.Sebenar nya Jungkook tak di beri keluar Mansion oleh Jimin, karena kondisi Jungkook masih belum stabil dan wajah nya pun masih sangat pucat, tapi mendengar Taehyung yang kedengarannya sangat kesal membuat nya terpaksa keluar dari Mansion mewah nya. Saking kesal nya Taehyung, namja itu sampai-sampai tak menyadari wajah pucat pasi kekasih nya itu.
Jungkook menghela nafas lelah. Jujur Jungkook sangat ingin berbaring sekarang, tiba-tiba saja kepala nya jadi pusing, melihat Taehyung yang seperti nya benar-benar bad mood semakin membuat nya mengantuk dan ingin segera pulang. Bukan nya Jungkook tak merindukan Taehyung, ia benar-benar merindukan namja yang berstatus kekasih nya itu, tapi sungguh, semenjak ia tahu dirinya sedang hamil, Jungkook berencana akan lebih banyak menghabis kan waktu nya di Mansion saja agar tak kelelahan dan juga menghindari semua hal-hal yang bisa membuat janin nya semakin lemah.
"Ayolah hyung, jangan hanya diam saja, apa yang ingin kau katakan.?" Lirih Jungkook menatap tepat di mata Taehyung.
Taehyung mendengus tak percaya, kekasih nya ini belum juga menyadari apa kesalahan nya.
"Kemana saja kau tiga hari belakangan.? Selama aku di India kau tak pernah sekali pun menjawab panggilan ku! Kau kenapa sebenar nya Jung.? Kenapa setiap kali kita berada di negara yang berbeda kau tak pernah menjawab telpon ku.?" tanya Taehyung meluap kan keluhan nya pada kekasih nya itu.Jungkook menghela nafas lagi dan lagi. Jadi karena itu.
"Maaf kan aku hyung, aku tak tahu meletakkan ponsel ku di mana, bahkan tadi kau menelpon Jimin hyung hingga bisa bicara dengan ku!" jelas Jungkook jujur. Karena yaa,, Handpone nya memang hilang, ahh lebih tepat nya Jungkook tak tahu meletakkan nya di mana. Ia bahkan tak tahu Taehyung menelpon nya. Lagi pula kan ia sedang sakit.Taehyung terkekeh tak percaya, hanya itu kah alasan nya. Jadi selama mereka berada di negara yang berbeda dan setiap kali ponsel Jungkook tak di angkat nya karena lupa menaruh ponsel nya di mana. Benar-benar lucu, dan Taehyung benci meskipun itu lucu.
"Serius Jung.? Kenapa kau seperti ini pada ku.? di sini— entah mengapa aku merasa hanya aku yang mencintai mu, dan hanya aku pula yang selalu menghubungi mu duluan, hanya aku yang selalu mengucap kan kata rindu pada mu.!" Taehyung menarik nafas dalam-dalam menetral kan emosinya."Kenapa Jung.? Apa yang aku katakan tadi benar.? hanya aku yang mencintai mu.? Apa kau tak pernah sedikitpun mencintai ku.?" tanya Taehyung lagi.
Bukan nya menjawab Jungkook malah terkekeh palan. menurut Jungkook apa yang baru saja Taehyung katakan ada hal yang sangat lucu, walaupun sebenar nya di dalam hati Jungkook menangis karena Taehyung meragukan perasaan nya.
Lalu bagaimana dengan dirinya yang sudah menyerahkan tubuh nya sepenuh nya pada Taehyung. Jungkook membiarkan Taehyung menjamah tubuh nya meskupun dirinya masih di bawah umur dan mereka belum menikah. Lalu Taehyung menganggap apa semua itu selama ini.? Apa Taehyung pikir dirinya hanya jalang yang akan dengan mudah menyerah kan tubuh nya pada sembarang orang.
Jungkook juga heran dengan dirinya, entah mengapa setiap kali ia dan Taehyung berada di negara yang berbeda, pasti ada saja halangan untuk Jungkook menghubungi Taehyung lebih dulu. Masalah yang selalu mendadak, bepergian kesana kemari, dari negara satu kenegara lainnya. Tak jarang juga ponsel nya hilang atau lupa ia taruh di mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You [kth-jjk] √
FanfictionJeon Jungkook, anak laki-laki yang begitu polos yang di ponis pembawa sial oleh kedua orang tua nya sendiri. Karena semenjak kehadiran nya di dunia, pendapatan perusahaan sang ayah semakin menurun. Dan kedua orang tua nya benci kenyataan itu. Hingga...