Happy Reading..
.
.
.
.
.
.
.
Minki kesal, Minki marah karna perjodohannya dengan Taehyung di batalkan. Minki sudah mencintai Taehyung dari dulu, jauh sebelum Jungkook hadir di dalam kehidupan mereka, dan tinggal selangkah lagi Minki bisa memiliki Taehyung, tapi harus batal karna kehadiran Jungkook."Sudah lah sayang,, cari yang lain saja.. Taehyung dan Jungkook memang saling mencintai, kalau pun kau ingin, kau tak kan bisa mendapatkan Taehyung..!" pringat sang Appa, Tuan Choi Minho.
Minki yang mendengar perkataan Appanya pun menoleh dan menatap Appanya dengan tatapan kecewa, seharusnya ia membela anaknya sendiri, kenapa malah membela Jungkook.
"Appa apa-apaan.? kenapa malah membela Jungkook, yang anak mu itu Aku Choi Minki, bukannya si Jungkook Jungkook itu.!" kesal Minki pada sang Appa.
Tuan Choi hanya menghela nafas lelah, sebenarnya ia ingin anaknya di jodohkan dengan Taehyung, tapi melawan Jungkook sama saja dengan menjatuhkan diri mu kelubang kemiskinan, perusahaan nya bisa di hancurkan hanya dengan kedipan mata, teringat kekuasaan yang di miliki Jungkook tudak lah main-main, jika di umpamakan Jungkook adalah sebuah Mashion mewah dan keluarganya hanya semut di dalam Mashion itu. Benar-benar miris, maka dari itu Tuan Choi tak mau berharap lagi pada Taehyung untuk jadi menantunya.
"Appa bukannya tak membela mu, tapi kau tahu sendiri siapa itu Jungkook, jika di bandingkan dengan keluarga Kim saja, kita masih cukup jauh, apa lagi dengan seorang Jeon Jungkook, jadi Minki Appa mohon, buang jauh-jauh apapun yang kau pikirkan tentang Taehyung dan Jungkook, jangan sekali-kali kau mencoba mengusik mereka jika masih ingin hidup mewah..!" pringat Tuan Choi dengan tegas, berharap kali ini Minki mau mendengar kannya.
Tapi sungguh sial, perkataan Tuan Choi yang penuh ketegasan tadi di anggap angin lalau oleh Minki.
"Aku tak perduli,, jika aku tak bisa mendapatkan Taehyung maka Jungkook pun takkan bisa.!" seru Minki dengan penuh keyakinan, lalu melenggang pergi menuju kamarnya, mengambil kunci mobil dan pergi keluar dari Mashionnya entah kemana. meninggalkan sang Appa yang sudah menggeram marah menahan emosinya.
.
.
.
.
.
.
.
Tehitung sudah satu minggu Taehyung dan Jungkook jalan-jalan ke pulau jeju waktu itu, dan selama itu juga Taehyung kerjaannya hanya berdiam diri di rumah. Tak bekerja dan tak sekolah, bahkan tak keluar rumah sekali pun.. Kenapa..?Karna Jungkook menghukumnya tak boleh pergi bekerja, tak boleh sekolah, tak boleh bertemu dengan Jungkook, tak ada bicara Via telpon, tak ada saling kabar mengabari Via SMS, tak boleh keluar rumah sama sekali selama masa hukuman masih berjalan.
Dan hukuman itu berlaku sampai satu seminggu.Kenapa Jungkook menghukumnya..? yaa,, salah sendiri karna menghajar Jungkook lagi di kamar mandi, bahkan sampai 3 ronde, ijinnya hanya 1 ronde, ehh.. malah kelepasan sampai 3 ronde.
Dan tentu saja Jungkook menghukumnya. Sebenarnya Taehyung di beri dua pilihan oleh Jungkook, hukuman yang di atas atau penisnya di tembak oleh Rovolver Emas milik sang kekasih.
Dan Taehyung syok, membayangkan penisnya di tembak hingga hancur, lalu bagai mana ia bisa menggempur lubang sempit kekasihnya itu lagi. (Dasar otak selangkangan) Dan akhirnya Taehyung memilih hukuman yang di atas.
Jungkook sengaja memberikan Taehyung hukuman seperti itu, ia ingin Taehyung bosan di rumah, rindu ingin bertemu dengannya, di marahi sang ayah karna tak ke kantor selama seminggu, di hukum guru karna membolos sekolah selama seminggu. Dan jika Taehyung berani melanggar hukumannya maka Jungkook tak mau bertemu dengannya lagi.
Jungkook juga memperingati Taehyung, tak boleh menitip izin apapun ke sekolah, dan tak boleh membawa-bawa namanya jika ada yang menanyai kenapa kerjaannya hanya berdiam diri di rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You [kth-jjk] √
FanfictionJeon Jungkook, anak laki-laki yang begitu polos yang di ponis pembawa sial oleh kedua orang tua nya sendiri. Karena semenjak kehadiran nya di dunia, pendapatan perusahaan sang ayah semakin menurun. Dan kedua orang tua nya benci kenyataan itu. Hingga...