Bagian #5

2.8K 385 32
                                    

Bagas Adi Nugroho

Adzan Subuh masih 20 menit lagi berkumandang tetapi aku sudah turun ranjang dan mengguyur tubuhku di bawah shower Wisma Atlet yang sedikit rusak. Alirannya hanya kecil, tidak bisa diputar lebih besar. Oh atau memang persediaan air sedang sedikit, terlalu banyak digunakan untuk menangani karhutla. Alah, sindiran sekali.

"Gas, itu lo kan yang mandi, Gas?" suara parau Andy dari luar kamar mandi.

"Iya," jawabku sembari keramas.

"Bukan setan kan?"

"Bukanlah. Pe'ak!"

"Beneran, ih setan nih pasti. Bagas jam segini mandi? Biasanya saja kagak mandi."

Lama-lama kesal juga aku sama Andy.

"Lagian emangnya ada setan mandi?"

"Ada, suster keramas."

"Ihh ya kenapa gitu suster keramas aja dibilang setan? Emang suster nggak boleh keramas? Kasian dong tiap kali keramas dikatain setan. Siapa sih yang menciptakan? Diskriminatif banget," candaku sembari membasuh kepalaku.

Ini masih pagi, tapi otakku sudah berpikir sejauh itu tentang setan. Mana receh sekali lagi, mungkin kebanyakan bergaul dengan Kevin Sanjaya. Dia kan tengil, tapi sekalinya bercanda receh. Untung ganteng, kalau enggak pasti sudah dibully habis-habisan.

"Oke gue sudah percaya kalau ini beneran Bagas. Gue kira tadinya gue mimpi lagi mandi, gebyar-gebyur, biasanya kalau mandi kan buang air kecil tuh. Nah biasanya lagi orang lagi tidur mimpi buang air kecil, kejadiannya itu mimpi tapi biang air kecilnya beneran. Gila, sudah takut bakal ngompol gue," cerita Andy masih di depan pintu. "Pas gue bangun untung nggak ngompol gue. Eh kok suara airnya semakin jelas, gue pikir setan lagi mandi besar."

"Pe'ak lo, setan mandi besar!"

Sepertinya si Bapak Kostrad itu terlalu banyak bergaul dengan orang-orang gesrek, jadi dia ikut gesrek. Apa kabar Indonesia coba kalau pemilik pertahanan terdepannya macam Andy ini? Tentara takut setan. Padahal kalau ke hutan setan makin banyak. Teruntuk Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, mohon tugaskan Sertu Andy Setyo Nugroho dari Yonif 412 ke Perbatasan PNG, atau TL, atau mungkin MLY. Biar betul sedikit otaknya.

"Sudah deh tidur lagi sana, ntar gue bangunin kalau sudah adzan."

Lalu tidak terdengar lagi suaranya Andy. Sekarang giliran ku jadi bergidik ngeri. Bagaimana kalau yang mengajakku bercanda tadi justru setan bukan Andy Setyo. Wuadidaw, ngeri sekali. Eh, tapi mana mungkin setan bercandain setan?

Buru-buru aku pankai handukku, keluar kamar mandi dan mendapati Andy meringkuk di atas tempat tidurnya.

"Andy, tadi lo kan yang gedor pintu kamar mandi ngajakin bercanda?"

Dia mengangguk sembari memejamkan matanya.

"Gue kira setan."

Andy langsung membuka matanya. "Gila, setan mana ngajakin bercanda pe'ak!"

"He he he. Iya," menggaruk kepala bagian belakangku dengan kedua tangan.

"Woy pegangin tuh handuknya, ntar jatuh kelihatan, jijik kan gue."

Baik, kalimat Andy ini lebih mengerikan daripada sekedar diajak dagelan sama setan. Kira-kira dong bahas kaya begitu pas lagi berdua aja. Orang mikir kan kita ini homo, padahal enggak. Ih, masih normal betul aku ini.

Membiarkan Andy tertidur, memakai kaos dan sarung sembari menelpon Mutiara. Sudah kujanjikan besok subuh saja tapi sepertinya harus sebelum subuh, sebab biasanya anak-anak sudah bangun ketika adzan berkumandang, lalu berjalan bersama menuju masjid terdekat untuk menunaikan sholat subuh. Ya meskipun seperti Kevin, Marcus, Jojo, Anthony yang biasanya usil biasa bangun pagi. Tapi tetap saja, berbahaya.

Bagas vs Muti (WALS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang