Bagas Adi Nugroho ⚽
Gaduh sekali wisma atlet pagi ini, apalagi kalau bukan karena Brylian dan Bagus yang ternyata menjadi penerusku, pintar sekali mereka jadi paparazi. Tapi terserah lah, semakin aku protes mereka semakin percaya aku ada apa-apa sama Muti. Kalau semakin bercanda mereka juga bosan sendiri bahasnya. Baik, baik, sekarang terserah mau bilang apa, toh semua yang ada di sini teman.
"Nurrrrr, ayo sarapan, Nurrrr!" pekik Aero, atlet jet ski yang keren abis. Tapi kata Nur dengan huruf R yang banyak itu menurunkan wibawanya.
Kami semua yang tengah duduk, beberapa bahkan rebahan di lobby hanya diam, tidak menanggapi apapun.
"Nur, hey, ayo, Nur!" pekik Aero lagi sudah di depan pintu aula.
"Woy yang namanya Nur, mana yang namanya Nur? Kasihan itu anak ganteng-ganteng dicuekin. Dasar si Nur, dipanggil kagak nyahut!" pekik Kevin bermain ponselnya. Mungkin mengurus bisnis barunya.
"Si Nurrrrr, mana si Nurrrr?" Hansamu ikut memekik.
"Atlet apaan si Nur?" tanya Andy pada Kevin.
Menggeleng. "Ya kagak tahu."
"Bro, si Nur atlet apa? Setahu gue sepakbola ada yang namanya Nurhidayat Haji Haris, tapi dia lagi nggak di sini," ujar Andy pada Aero.
Aero menepuk jidatnya. "Kalian semua itu lho, gue ajakin sarapan! Kalian nggak tahu panggilan Nur lagi booming di beberapa medsos? Youtuber beberapa sering melakukan pembukaan pakai 'hai, Nur, sehat, Nur!' itu kaya panggilan sapaan, bro, lur dan lain sebagainya. Ah kalian mah kuotanya kembag kempis kek kena asma, nggak main youtube makanya nggak tahu!" jelasnya masuk ke dalam aula.
Yang lain berseru, "Oooooooohhhhhh!" termasuk para Junior.
"Emang ada Youtuber yang kaya gitu?" tanyaku pada Kevin.
Kevin menggeleng. "Mana aku tahu. Mungkin Nur juga sejenis, dengan Bambang, nggak tahu urusannya dibawa-bawa terus," candanya.
"Ha ha ha, iya."
Kami semua masuk ke dalam aula, memilih tempat-tempat ternyaman masing-masing. Aku mendekat ke tempat Kevin, Koh Sinyo dan Hanif. Tumben Hanif tidak satu meja dengan Defia, kesambet apa dia?
"Heh, kalian minggir dong, biar Muti satu meja sama Bagas!" teriak Kak Grey pada Hanif, Kevin dan Koh Sinyo.
Aku langsung berdiri. "Nggak usah pergi," menarik kursi di belakangku, menggesernya ke sampingku. "Sini, Sayang, sini," kataku pada Muti yang masih dipaksa dan didorong-dorong Kak Grey.
Ini Wisma Atlet atau Sekolah Dasar, masih saja ada comblang-comblangan, cieciean? Sudah bukan waktunya harusnya. Ah, tapi ikuti saja permainannya. Jangan cuma diam dan menerima, kalau dipermainkan itu harus bisa memerankan peran yang baik, jadi menyesal yang mempermainkan kita.
Aku menarik kursi ke belakang agar Mutiara duduk dengan baik di sampingku.
"Apaan sih, Gas?" protesnya pelan.
"Kalau dipermainkan, kita harus bisa membalikkan keadaan, bukan mengikuti alurnya saja! Sudahlah, ikuti saja dan mainkan dengan indah!" bisikku padanya. Toh kita sama-sama tahu, tidak ada apapun antara kita. Muti juga mungki belum beranjak dari mantannya.
Muti menghela napas panjang. "Makasih, Zheyeng," ucapnya duduk di kursi dengan sok imut, tapi jatuhnya terlalu berlebihan.
"Nggak usah berlebihan juga dong!" protesku geli sendiri.
"Wus, ini beneran kalian jadian? Nggak bercandaan?" tanya Kevin sedikit berbisik. "Nggak gue bocorin kok, tenang aja. Kan elo admin lambenya, bukan gue, jadi gue mah bisa jaga rahasia."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bagas vs Muti (WALS 2)
FanfictionBila cinta tolong katakan tanpa tawa. Bila tidak, tolong jangan ajak hati ini bercanda. Wisma Atlet Love Story 2 mengisahkan bagaimana 2 lambe wisma atlet menuju kata satu. Dan dalam kisah ini, semua generasi atlet ikut andil. Jadi jangan lewatkan s...