Bagian #22

2.2K 311 18
                                    

Mutiara Habiba 🥋

Semarang kaline banjir, he he he. Tidak, Semarang tidak sedang banjir ketika aku pulang. Masih aman, masih mengesankan, masih ramai dan macet. Kurasa itu sudah masalah di kota-kota besar, kemacetan. Istirahat satu hari, besok sudah langsung berlatih di klub. Lebih tepatnya bisa dikatakan di bawah naungan Disporapar Jawa Tengah, di bawah kendali Provinsi Jawa Tengah bersama atlet lainnya. Persiapan Pra-PON dan PON Papua 2020 nanti.

"Pelatnas rutin begini enak, Dik?" tanya Kakakku yang sedang hamil dari pintu kamarku yang terbuka.

Aku? Aku jelas sedang rebahan sembari menikmati postingan Instagram teman-temanku.

Mengangguk. "Sangat. Intensitas latihan bersama tim nasional lebih banyak, kemistri lebih dapat, nilai tambahnya adalah mengenal banyak atlet dari cabang olahraga lain."

Berjalan mendekatiku. "Sudah kenal siapa saja?"

"Banyak banget, masa mau disebutkan satu per satu."

"Kevin The Minions itu kenal dong?"

"Ya, kenal lah!"

"Kenalnya sekedar tahu apa kenal beneran sering ngobrol nih?" Dengan sedikit wajah meremehkan.

Bangun dari posisiku. "Meremehkan banget deh! Kesel! Dari Asian Games, aku sudah kenal sama Kevin Sanjaya. Si tengil yang lagi belajar jadi akun lambe turah."

"Serius kenal?" dengan wajah antusiasnya.

"Serius lah!"

"Mbak ngidam ngobrol sama Kevin deh, Dik."

Mana ada orang hamil sudah besar masih saja ngidam. Normalnya orang ngidam itu trimester pertama gitu kek. Ada-ada saja memang kakak perempuanku ini. Tapi aku sayang sekali, dia yang sejak kecil menemaniku, mendukung semua yang ingin aku lakukan. Bukan hal yang buruk, tetapi melakukan hal-hal yang baik.

"Lagi ada turnamen BWF ya dia?"

Mengangguk. Mulai ketebak ke mana arah yang dia minta.

"Punya nomor teleponnya nggak?"

"Punya lah, timbang Kevin doang."

"Video call dong, Dik."

"Hah?"

"Ayolah."

"Masa ngidamnya kan sudah lewat, Mbak!"

Kakakku hanya memasang wajah memelas. Tidak mengatakan apapun, hanya berkedip di balik kaca mata tebalnya. Dia sangat bisa merayu adiknya ini, tetapi giliran aku yang merayu, lebih banyak diceramahi dulu, dibandingkan langsung menuruti.

"Ok, baiklah."

Aku langsung memencet tombol kamera di kontak WhatsApp Kevin di ponselku. Bertuliskan "Lambe Newbie", baru kuubah Minggu lalu, sejak Kevin mulai bersuara aneh tentang hubunganku dengan Bagas.

Cukup lama aku menunggu sampai akhirnya diangkat, dengan baju basah dan handuk putih di bahunya.

"Kenapa? Mau nanyain Bagas ke gue?" katanya mengusap kepalanya yang basah dengan handuk.

Andaikata Kevin Sanjaya Sukamuljo ini bukan temanku, bukan seseorang yang menyebalkan, mungkin aku sudah pingsan melihat adegan yang barusan. Sungguh, laki-laki tampan yang berkeringat dan sibuk mengusap keringatnya itu sesuatu sekali.

"Oh, atau lo rindu sama gue ya? Baru juga hampir tiga hari pisah," lanjutnya membuat kakakku memandangku penuh tanya. Lebih tepatnya mungkin tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Sedekat itu?" bisik Kakakku.

Aku mengangguk.

"Gila kali rindu sama lo! Lo habis latihan ya? Maap ganggu."

Bagas vs Muti (WALS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang