Bagian #38

2.2K 317 37
                                    

Mutiara Habiba 🥋

Sekujur tubuhku masih kaku, tetapi aku mencoba biasa saja. Sementara orang di belakangku dan di belakang Bagas sibuk mengambil gambar dan video, bahkan aku tahu, ganda campuran, Praveen Jordan menelepon rekannya di lantai empat.

"Woy, pe'ak turun ke kamarnya Muti woy! Aduh, jangan banyak nanya, gue nggak bohong ini. Bagas kerasukan badarawuhi," ucap laki-laki yang biasa dipanggil Ucok atau Coki itu.

"Sekali lagi, gue tanya, lo mau nggak jadi pac..."

"Gue kagak bohong Kepin tengil si medok crazy rich Ciumbrella, yang deketin Natasha Wilona!" teriakkan Praveen Jordan alias Ucok menghentikan kalimat Bagas.

"Ucok bin Coki-coki!" bentak Bagas sepertinya kesal.

Kalian tahu, harusnya aku tertawa, tapi tidak bisa. Semua kaku, kaku sekali, otakku pun bak mati suri.

"Manis dong gue kaya cokelat Coki-coki," balas Ucok.

"Manis dong gue kaya cokelat Coki-coki," balas Ucok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Teruntuk yg tidak tahu jokes nya)


"Gue lagi ngomong pe'ak. Malah lo ganggu, lagi nembak cewek nih!" bentak Bagas lagi, sementara yang lain malah melakukan live streaming.

Bagaimana aku tahu ada yang melakukan live streaming? Ya, Kak Grey saja sampai maju di depanku untuk menyorot Bagas yang tengah berdebat dengan Ucok, bagaimana aku tidak tahu? Itu jelas sekali di depan mataku.

"Ha ha, nembak cewek kaya gitu. Lo kaya lagi bunuh cewek, pakai kata-kata manis dong, Bro!" Ucok berkata.

"Yak pemisaahhh, ini ada sedikit adegan rusuh sebelum momen penembakan, mohon segera dilaporkan ke pihak yang berwajib, takut ceweknya keburu mati, udah tegang ini, Coy!" kata Kak Grey menyorotkan live streaming-nya pada wajahku.

"Ahhhh, mau pakai kata-kata manis mau enggak, intinya tetap sama, Mutiara Habiba..." Membalik badannya. "Mau nggak lo jadi pacar gue?"

Asli, mau Kak Grey menyorot wajahku sejelas apa pun, mau Bagas bertanya bagaimana pun, belum ada lagi kalimat atau gerakan yang aku lakukan. Tubuhku kaku, keringat dingin mengucur, kakiku bahkan tak bertenaga, tetapi juta tidak bisa diajak duduk. Sungguh aku tidak tahu harus bagaimana.

"Muti, gue tanya sekali lagi, jawab dong. Mau nggak jadi pacar gue?"

Aku tetap diam tapi Apriyani dan Defia terus menoelku dari belakang, memintaku menjawab.

"Muti, lo nggak jawab emang lagi budek atau grogi sih?" tanya Bagas membuatku melotot. Ini lah Bagas yang sesungguhnya ceplas-ceplos seadanya.

"Woyyyyy!" Semua orang berteriak pada Bagas.

"Lo pe'ak lo!" Kevin datang dan tiba-tiba memukul pantat Bagas keras-keras dengan raketnya. Entah apa yang dia lakukan, setahuku dia latihan lagi nanti malam, Kak Grey yang cerita, kenapa tiba-tiba siang bolong begini bawa raket?

Bagas vs Muti (WALS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang