Bagian #15

2.4K 302 5
                                    

Bagas Adi Nugroho ⚽

Terik matahari semakin merangkak naik, seiring dengan suara bising kendaraan dan klakson di tengah kemacetan Jakarta. Begitupun dengan bisingnya suara ponsel kami. Ya, bukan hanya aku, tapi semua ponsel yang ada di kamarku berdering. Jika sudah begini, aku yakin sekali kalau itu dari grup yang sudah berdiri sejak 2018.

"Buset, ini grup kenapa coba?" gumamku tak membuka ponselku, hanya aku pandang sekilas.  "Mau taruhan nggak?" tawarku.

"Nggak, dosa. Nanti dikata judi!" tolak Andy dan langsung disetujui Hanif dan Witan. Dua manuisa yang sedang main game bersama.

"Ya tebak-tebakan aja. Gue tebak lagi ada bahan ghibah," ucapku.

"Kagak, itu paling Cik Butet lagi ngirim katalog toko khusus bulu tangkisnya. Ha ha ha. Lagi obral gede-gedean," balas Hanif tetap fokus pada gerak tokoh virtualnya.

"Bang, awas, Bang!" jerit Witan. 

Memang percuma bicara sama dua orang itu, sibuk saja dengan game-nya.

"Menurut lo apa, Nd..."

Brakkkkkk!

"Buka grup, gokil, ada berita yang menggemparkan, Cuy!" Fajar Alfian datang dengan menenteng ponselnya.

"Woy, gila lo, Gas! Gue bilang jug apa? Jangan bercanda!" Kevin sekian detik setelahnya.

"Bagaaaaaassss!" disusul Marcus Gideon dan Jonatan Christie.

"Kalian kenapa? Kasian pintunya. Beli pakai uang rakyat tuh!" tegurku masih dalam keadaan rebahan.

Sejak putus dari mantan yang terakhir, aku jarang sekali bermain ponsel. Hidupku terkesan lebih bebas, tidak ada yang mengekang ini itu. Apa yang aku lakukan, aku tidak perlu meminta persetujuan. Lupa memberikan kabar pun tidak ada protes yang melayang. Waktu rebahan lebih banyak, waktu memegang ponsel lebih sedikit, mata juga tidak mudah lelah akhirnya. Banyak sekali manfaatnya, meskipun hati rasanya begitu kosong.

"Lo lihat grup deh! Istrinya Hanif bawa berita yang sangat-sangat, ya, sebenarnya sudah kita duga," jelas Kevin.

"Istri gue?" Hanif langsung menghentikan game-nya, membuat Witan mengumpat habis-habisan.

"Abang! Kam..." A B C D E F G, semua kata kotor keluar dari mulut Witan, bersamaan denganku yang langsung membuka ponsel.

Grup WhatsApp

Defia Sj
Kupunya cerita lucu nih
Masih pagi sih
Tapi mulutku meronta-ronta
Menggelinjang
Menjerit-jerit
Sudah tak tahan

Kak Grey
Apa nih?
Btw temen lo nih!
Menuh-menuhin kamar gue

Aero A
Jiwa kepoku masih tenang
Kutak peduli

Defia Sj
Oke gue mulai deh
Udah banyak yang kepo

MA Wahyu
Pe'ak!
Kagak ada yang kepo
Masih pagi nih!

Defia Sj
Ih, lo juga kalau denger cerita gue
Jadi semangat
Terus meronta-ronta tuh jiwa lo!
Tahu, nggak?
Si Muti masa semalam nggak bisa tidur
Gegara dia kepikiran si Bagas

Mataku mengernyit pada bagian ini. Memang apa yang dipikirkan Muti tentangku? Sampai dia tidak bisa tidur. Rasanya aku juga tidak melakukan apapun.

Kevin Minions
Weits, gue udah bangun 😆
Gue siap mendengarkan cerita

Grego
Plisss,Koh.
Jangan jadi lambe-lambean juga 😒

Kevin Minions
Eh, bukan karena itu
Gue, Muti sama Bagas tuh sudah 🤝 gini banget.
Karena gue peduli aja sama mereka 😂

Bagas vs Muti (WALS 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang